Chereads / My Bad Bos [Indonesia] / Chapter 5 - 5, Bertemu Alfian

Chapter 5 - 5, Bertemu Alfian

[ Bab 5, Bertemu Alfian ]

Happy Reading!!

No Bully!!

No Edit!!

***

[ Normal ]

"Adeeva!!" teriak Xaiver menggelegar di ruangannya, membuat Adeeva harus menutup telinganya sendiri.

"Mr.Maximilian Anda memanggil Saya?" tanya Adeeva sedikit gugup, ia takut jika bosnya itu marah padanya.

Baru saja ia melihat boss-nya itu habis marah marah dengan salah satu karyawan yang kurang beruntung, entah karena apa Adeeva juga tidak tau karena ia hanya melihat itu semua dari balik pintu kaca ruangannya.

"Tidak!!" sungut Xaiver kesal.

Adeeva pun mulai berbalik hendak menuju ruangannya, namun langkahnya berhenti saat mendengar perkataan Xaiver.

"Hei! Jangan pergi!"

"Eh ya?"

"Huh!"

"Ya."

"Duduk."

Adeeva duduk di kursi depan Xaiver dengan menunduk takut, lebih baik ia langsung di pecat saja dari pada harus kena kemarahan sang boss, batinnya.

Sudah dua minggu Adeeva bekerja pada perusahan Maximilian Corp sebagai sekertaris pribadi Xaiver dan itu cukup membuat Adeeva sedikit tau tentang bossnya itu.

Ya setidaknya Adeeva tau keseharian boss-nya saat di kantor... setiap hari Adeeva harus mendengar suara menjijikan dari dua lawan jenis yang sedang berbuat yang menurut Adeeva menjijikkan. Bercinta di kantor dengan wanita yang berbeda setiap hari, apa itu tidak menjijikan? Batin Adeeva.

"Ke mana saja jadwalku hari ini?" tanya Xaiver.

"Hah."

"Jadwalku hari ini kemana saja!" Xaiver berbicara dengan sedikit kesal karena Adeeva yang sedikit lola (loding lama)

"Uhm, nanti setelah makan siang, tepatnya jam satu siang, Anda ada pertemuan dengan Mrs.Joseph dan sore harinya ada meeting dengan para dewan direksi." kata Adeeva mencoba mengingat, karena ia tidak membawa tablet catatannya.

"Kau yakin?"

"Tentu, Mr.Maximilian."

"Huh, begitu ya.... Aku sangat mengantuk dan lelah, kau periksa semua dokumen ini. Jangan lupa siapkan segala hal yang harus digunakan untuk pertemuan dengan Arabella." kata Xaiver merasa badannya sangat lelah dan butuh istirahat karena semalaman dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Adeeva mengambil semua kertas kertas di atas meja, ia berpikir akan mengerjakan itu semua di ruangannya sendiri.

"Mau ke mana kau?" tanya Xaiver.

"Ke ruangan saya, Mr.Maximilian," jawab Adeeva.

"Kerjakan saja di sini, aku akan tidur di sofa." perintah Xaiver.

Adeeva mengangguk dan kembali duduk untuk memeriksa kertas kertas putih itu. Padahal sebelum masuk ke sini berkas itu sudah di periksa oleh Rossa, jadi tak perlu lagi di periksa.

'Banyak sekali...' keluh Adeeva setelah lima belas menit berkutat pada dokumen dokumen itu.

"Sudah jam istirahat, sebaiknya aku makan siang dulu kali ya." guman Adeeva pada dirinya sendiri seraya melirik jam yang menempel pada pergelangan tangan kirinya.

"Ahh..."

Suara desahan seorang wanita di belakangnya, membuat bulu Lengan Adeeva langsung meremang seketika.

Adeeva langsung mendelik kesal saat ia melihat kearah belakangnya, atau lebih tepatnya kearah sofa. Di sana ada Xaiver yang sedang memangku seorang wanita tengah berciuman.

"Katanya tadi mau tidur." gumam Adeeva menatap Xaiver yang sedang bercumbu dengan seorang wanita dengan kesal.

Ini kedua kalinya ia harus melihat hal yang tak sepantasnya dirinya lihat! Karena biasanya selama Xaiver sedang bersama teman wanita-nya, Adeeva tidak pernah keluar dari ruangannya. Ya walaupun ia masih bisa mendengar suara mereka, tapi setidaknya tidak melihat kan?

Sepertinya Xaiver tidak menyadari jika Adeeva diam diam keluar dari ruangannya.

Adeeva berjalan keluar ruangan Xaiver seraya menggerutu kesal. Bahkan ia sampai mengabaikan sapaan Rossa dan terus berjalan hingga ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Awh!"

Pekiknya saat bokongnya menyentuh lantai yang keras itu...

"Aduh... sakit." ringisnya tidak menyadari seseorang yang barusan Adeeva tabrak sedang memerhatikannya.

***

[ Adeeva Adelia ]

Aku mengusap pantatku yang baru saja berciuman dengan lantai, sakit sekali. Ahh, ini ke dua kalinya selama dua mingguan berkerja di sini aku terjatuh dengan posisi yang sama. Hmm, aku tidak perlu menyebutkan bagaimana posisiku saat jatuh karena itu aku sudah mengatakannya di bab sebelumnya.

Sial memang!

Double sial...

Pertama aku untuk yang kedua kalinya harus melihat perbuatan menjijikan Mr.Maximilian dengan perempuan panggilannya itu.

Dan yang ke dua aku terjatuh karena tidak sengaja di tabrak orang atau aku yang telah menabraknya aku tidak tau...

Tunggu! Tadi aku bilang, aku menabrak orang?

Buru buru aku mendongak dan menemukan seorang pria tampan sedang tersenyum seraya mengulurkan tangannya padaku.

"Maaf, aku tidak sengaja."

Aku menerima ulurannya tangannya, setelah aku berhasil berdiri dan membersihkan sedikit pakaianku yang mungkin saja terkena debu, tidak lupa juga membenarkan kaca mataku yang sedikit merosot.

"Apa Kau tidak apa-apa?" tanya seseorang tadi masih di depanku.

Aku menatapnya lalu tersenyum. "Tidak, maafkan saya tadi yang tidak melihat jalan." kataku dengan senyuman sopan.

Well pria ini tampan, yo bisa di bilang sangat tampan. Walaupun sebenarnya masih tampan Mr.Maximilian, kalau dia sedang duduk manis tanpa berbuat apa apa.

Uh kenapa aku malah membandingkan mereka?

"Apa kau baik baik saja?" tanyanya mengibas kan tangan kanannya di depan wajahku.

Membuat wajahku memas karena malu.

"Saya-saya baik baik saja, Mr..."

"Alfian. Namaku Alfian, tidak ada embel embel Mr." katanya memotong perkataanku.

Aku tersenyum lalu mengangguk canggung...

"Apa kau pegawai baru?" tanya Mr... maksudku tanya Alfian seraya memerhatikanku dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Ya begitulah, saya baru bekerja dua minggu lalu dengan di perusahaaan Maximilian Corp." balasku.

Alfian mengunggak-anggukkan kepalanya. "Oh, sebagai apa?"

Ini lelaki kepo banget sih!

"Sekretaris--"

"Pribadi."

Alfian memotong perkataanku yang belum selesai, hobi sekali memotong perkataan orang!

"Ya." balasku tersenyum.

Aku melihat Alfian yang kembali mengangguk-anggukkan kepalanya. Uh sudah mirip seperti hewan bertelinga panjang yang memakan wortel saja kalau dia terus terusan menganggukkan kepalanya seperti itu.

"Apa Xaiver ada di dalam?" tanya Alfian.

"Ya, tapi dia sedang--"

"Baiklah jangan di lanjutkan aku sudah tau apa yang dia lakukan."

Tuh kan dia memang punya hobi memotong perkataan orang lain.

Jika kalian bingung siapa itu Xaiver Aku akan memberitahukan kalian siapa itu Xaiver. Oke, Xaiver itu adalah Mr.Maximilian, nama lengkapnya adalah Xaiver Narendra Maximilian Nama yang keren, seperti orangnya. Tapi tidak dengan sifatnya yang suka gonta ganti teman tidur.

Aku tau itu tidak penting, tapi setidaknya aku sudah memberitahukan kalian 'kan siapa tau kalian membutuhkannya.

"Jadi apa Anda ingin bertemu Mr.Maximilian?" tanyaku.

"Tidak!" balasnya cepat dengan gelengan kepala.

"Eh?"

"Maksudku tidak untuk saat ini, aku tidak mau mengganggu aktivitasnya." balasnya seraya tersenyum menyeringai, seperti Mr.Maximilian saja!

"Baiklah, Anda bisa menunggu di sofa itu. Saya permisi dulu." kataku menunjuk sebuah sofa yang terletak di samping meja kerja Rossa.

"Tunggu!"

Aku mengurungkan niatku untuk melangkahkan kakiku dan berbalik kembali melihat Alfian.

"Maaf, ada apa?" tanyaku hati hati.

"Kau mau ke mana?"

Sepertinya aku tadi sudah bilang ya kalau Alfian itu orangnya kepo!

Aku mencoba untuk tersenyum semanis mungkin lalu menjawab. "Saya ingin ke restoran sebelah untuk makan siang."

"Aku tau restoran yang lumayan enak di dekat sini, ayo ikut aku saja."

Alfian langsung menarik tanganku, tanpa menunggu jawabanku terlebih dahulu. Dasar menyebalkan!

Bersambung.