Keesokan paginya Dirga terbangun, tubuhnya yang terasa amat kaku dan kepalanya yang begitu pening. Sinar matahari masuk mengenai wajah Dirga yang tengah duduk di sebuah kursi dengan kedua tangan dan kaki yang terikat.
Iya, dia ingat apa yang terjadi kemarin, dia yang tidak sengaja memergoki Ibunya bersama dengan Amita sedang berpesta minuman. Dan minuman yang mereka pesan sangatlah banyak.
"Aku dimana?" Dirga terus berteriak tak henti-henti, dia mencoba melepaskan dirinya namun ikatan tali tersebut sangatlah kuat.
Entah berada dimana dirinya sekarang hanya terlihat ruangan yang sumpek yang terlihat tanpa adanya kehidupan.
"Sudah sadar kamu rupanya anakku."
Suara itu adalah sebuah suara yang setiap harinya Dirga dengar, mulai dari cacian, makian bahkan mungkin ada yang terkena fisik ataupun batin.
"Ibu mau apa?"
"Jujur ya, Ibu ini ingin memberitahukan sebuah rahasia yang sangat besar. Penting juga sih karena ini ada kaitannya dengan dirimu."