Pagi hari yang cerah namun tidak untuk isi hatinya, dua orang pria yang sedang duduk saling berhadapan di ruang makan sambil menikmati hidangan yang dibuat oleh Ibu Dirga. Sedangkan Ibu Dirga pergi entah kemana yang ditinggalkan hanya sepucuk surat berisi kata pamit untuk pergi, sementara Dirga tidak peduli karena dia tahu sikap asli Ibunya dan juga identitas dirinya terbongkar.
Hito yang sedang diam dengan wajah datar meratapi kesedihannya atas kehilangan Istrinya dan memberikan surat cerai dadakan tanpa ada pembicaraan sedikit pun. Sedangkan Dirga, dia justru menikmati makanan sambil tersenyum tidak pernah luntur dan tidak akan luntur. Keduanya sedang merasakan rasa yang bertolak belakang.
"Kenapa senyum-senyum, ada yang lucu?"
"Suka-suka lah aku senyum atau cemberut mulut siapa?"
Hito menyipitkan matanya, dia merasa ada sebuah keanehan dari pria yang ada dihadapannya itu. Aneh padahal kepergian Gita kenapa tidak membuat dia bersedih?