HAPPY READING AND HAPPY WRITING
Istana utama kekaisaran Lurie, Ruang audiensi.
"Yang mulia kaisar Oars sudah datang.."
Begitu suara penjaga ruangan terdengar, seluruh bangsawan pejabat yang hadir disana mulai berdiri dari duduknya.
Oars melangkah dengan langkah pasti dan tegas. Ekpresi wajahnya terlihat tenang dan kaku penuh dengan wibawa masuk ke dalam ruangan diikuti oleh Ksatria Anette di belakangnya.
"Baiklah,"
kata pertama yang keluar dari mulutnya setelah ia mendudukan dirinya di kursi singgasananya. Oars menjeda kalimat selanjutnya yang akan keluar dari mulutnya, matanya menatap satu persatu bangsawan dan tamu yang hadir.
"Setelah semua krisis dan konflik yang terjadi, aku yakin dari kalian ada yang ingin disampaikan."
"Untuk itulah aku mengundang para raja sekalian kemari untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai masalah yang belakangan terjadi."
"Kita mulai dengarkan dari yang mulia raja Heleth."
Seluruh perhatian tertuju pada yang mulia raja Heleth yang begitu namanya dipanggil langsung menegakan tubuhnya.
"Yang mulia, saya sudah mengutus prajurit saya untuk menyisisir daerah perbatasan kami, dan prajurit kami menangkap bandit yang tengah menjarah kereta kuda yang mulia saat itu."
Ucap raja Heleth, ia kemudian menjeda ucapannya.
"Kami sudah mengintrogasi mereka, dan mereka mengaku jika mereka adalah kelompok bandit raja gunung. Tapi tak lama, kereta kuda yang mulia yang lain sampai dikerajaan Timur." Lanjutnya.
Para bangsawan pejabat yang hadir saling berbisik satu sama lainnya. Pasalanya karena baru saja mendengar, bandit raja gunung ada. Yang mereka mendengar, jika bandit raja gunung itu hanya ada di benua lain selain benua ini. Desas desus mengatakan jika bandit itu dengan ganas membunuh korban jarahannya dengan sadis.
"Benarkah itu komplotan mereka?" tanya Oars memastikan.
"Kami sudah mengintrogasinya dan dipastikan yang menjawab adalah kapten mereka"
"Benarkah? darimana anda mengetahui hal tersebut, jika anda sendiri belum pernah bertemu para bandit tersebut.."
Kembali pernyataan raja Heleth disanggah oleh grand duke Dinant akibat tidak adanya bukti pasti akan ucapan raja Heleth.
Oars melirik grand duke Dinant.
"Bisa saja itu kebohongan para bandit itu agar terhindar dari penyiksaan saat diintrogasi," tambah grand duke Rinzel.
"Bagaimana dengan yang mulia raja Elora?"
Oars nampak seperti tak peduli dan kembali melanjutkan pertanyaan yang sama pada raja Elora.
"Kami juga sudah menangkap komplotan bandit yang mulia. Saat kami mengintrogasi salah satu anggotanya, mereka juga menyebut diri mereka adalah bandit raja gunung."
"Saya tidak mengetahui info ini dengan pasti benar atau salahnya, namun setiap kami mengintrogasinya, mereka bersikeras jika mereka adalah bandit raja gunung yang mulia."
"Bagaimana dengan kereta kuda yang dikirim?" tanya Oars.
"Mereka sampai di kerajaan Barat yang mulia."
"Apa ini? jadi maksudnya bandit raja gunung ada dua?" tanya raja Kylo tegas.
"Bagaimana dengan yang mulia raja Kylo?" kembali Oars menanyakan pertanyaan yang sama pada raja Kylo, tanpa menjawab pertanyaannya.
"Aneh sekali, kami juga menangkap bandit. Namun, mereka tak menyebutkan jika mereka komplotan raja gunung. Mereka mengaku, jika mereka menuruti perintah seseorang yang berada di istana Lurie."
Suasana kembali menegang dan memanas. Bangsawan mulai kembali saling berbisik satu sama lain, berspekulasi siapa yang menyuruh para bandit.
"Siapa yang menyuruh mereka?"
tanya Oars.
"Kami tak menemukan namanya, namun mereka menyebutkan bisa mengetahui orangnya jika melihat orangnya langsung disini."
Oars sepenuhnya beralih atensi pada yang mulia raja Kylo mendengar hal tersebut. Ekspresi wajahnya yang semula kaku dan datar, berubah sedikit dengan ketegangan yang kentara terlihat.
Ia lagi lagi melirik grand duke Dinant yang sama terkejutnya.
"Bagaimana jika, tahanan itu saya biarkan kemari yang mulia?"
"Dan biarkan dia melihatmu dan orang orangmu disini yang mungkin saja berkhianat."
Ucap raja Kylo.
Sedikit tersentak, ia kembali menetralkan ekspresi wajahnya dan kembali mengambil kendali tubuhnya setelah mendengar kembali suara raja Kylo.
"Baik, itu ide yang bagus, yang bisa menguntungkan kita juga."
"Namun, bukan hanya tahanan raja Kylo saja yang dibawa kemari,"
"tapi aku ingin para raja mengirim tahanan mereka kesini dan kami yang mengintrogasi mereka secara menyeluruh sekaligus menghukum mereka."
"Tapi yang mulia-"
"Apa kau mempertanyakan keputusanku yang mulia raja Kylo?"
"Tidak yang mulia."
"Kalau begitu, kita akhiri pertemuan ini dan akan diadakan kembali dalam 7 hari setelah pihak istana Lurie mengintrogasi para tahanan yang sudah datang"
----------
3 hari setelah hari diadakannya rapat, para raja mengutus para bawahannya untuk membawa tahanan yang berada di istana mereka.
"Yang mulia, tahanan yang dibawa oleh yang mulia raja perwakilan sudah sampai dan ada di istana selatan."
Ksatria Anette masuk setelah mengetuk pintu ruang kerja Oars. Wanita kaku itu menundukan wajahnya dan kembali menegakan tubuhnya dan melaporkan informasi yang ia terima.
"Baik, aku akan turun kesana sendiri."
"Baik yang mulia."
Oars beranjak dari kursinya dan segera keluar dari ruang kerjanya untuk pergi ke istana bagian selatan ditemani oleh Ksatria Anette di belakangnya.
"Yang mulia kaisar."
Kedua prajurit penjaga istana Selatan menunduk hormat kala mereka melihat sang kaisar ada di hadapan mereka.
Oars masuk kedalam, melihat pemandangan yang biasa di istana Selatan ini, dimana para prajurit dan ksatrianya berlatih dengan keras termasuk pangeran Rocco yang berada diantara mereka.
Mata Oars menatap seorang gadis kecil yang duduk tak jauh dari tempat pangeran Rocco berlatih tengah memperhatikannya dalam diam. Seingatnya, jika gadis itu adalah gadis yang dibawa oleh pangeran Rocco sendiri.
"Ksatria Anette, tolong ingatkan aku untuk memanggil pangeran Rocco, jika masalah ini sudah selesa." Ujar Oars setelah mengalihkan atensinya.
"Baik yang mulia."
Oars kembali melangkah masuk ke dalam istana setelah melewati para ksatria yang tengah berlatih menundukan kepalanya kala mereka melihat sang kaisar.
"Yang mulia kaisar."
Kedua algojo besar menyambut mereka yang akan masuk ke dalam penjara. Setelah menyapa dan menunduk hormat, algojo bertubuh besar itu pun menyingkir dari jalannya.
"Kalian berdua keluarlah" perintah Oars.
Tanpa berkata keduanya pun keluar dari dalam penjara menyisakan Oars dan ksatria Anette di dalam penjara yang kembali melangkahkan kakinya ke dalam ruang introgasi yang sudah berbau anyir darah.
"Hm jadi kalian berdua adalah orang yang mengaku sebagai bandit raja gunung benar begitu?"
"Apa yang dibicarakan raja bodoh ini hei, kami memang bandit raja gunung kau tau?"
"Berani sekali kalian berbicara tidak sopan pada yang mulia kaisar!"
Ksatria Anette mengambil pedang yang selalu ia bawa dan mengacungkannya pada kedua bandit di depannya yang tengah diintrogasi.
"Aku tidak peduli,"
"Ksatria Anette!" Oars berseru.
"Maafkan saya yang mulia.."
Ksatria Anette menurunkan kembali pedangnya.
"Kalian menyebut diri kalian bandit raja gunung?"
"Setauku, para bandit itu tak ada di benua ini."
"Yaa aku tidak peduli siapa kalian yang aku pedulikan hanyalah,"
"siapa yang membantu kalian masuk ke dalam daerah kekuasaanku?"
Alih alih merasa takut, kedua tahanan yang sudah tak memiliki wajah yang berbentuk itu semakin menantang Oars.
"Apa kau mengira kami akan memberitahumu siapa yang sudah mengirimkan kami?"
"Itu tidak akan terjadi.." Oars menyeringai.
"Memangnya siapa yang sudah mengirim kalian sampai kalian melindunginya sedemikian keras?"
"Kalian ini cuman bandit yang tidak tau aturan etika dan hanya mengetahui kebrutalan"
"Kuliti mereka kecuali jika dia mengaku siapa yang mengirim mereka."
Jawab ksatria Anette.
"Baik yang mulia.."
Oars duduk di salah kursi yang berada dalam ruangan, menatap dalam diam ksatria Anette yang tengah menyiksa dua dari komplotan yang menyebut mereka bandit raja gunung.
"Jadi apa kalian sudah siap mengatakan siapa yang mengirim kalian kesini?"
Setelah lama terus menerus mendengar teriakan yang memekakan telinganya, ia menurunkan kakinya dan berjalan melangkah pada dua orang yang sudah terkapar mengenaskan dengan banyak luka ditubuh mereka.
"Apa kami harus mengatakan hal yang sama untuk yang kedua kalinya?"
"Perintahkan algojo untuk mencambuk mereka sampai pertemuan selanjutnya dengan para raja."
"Baik yang mulia."
----------
Oars terus melangkah mondar mandir di dalam kamarnya karena kegelisahan yang masih melanda hatinya. Melihat bandit itu yang tak mau memberitahu siapa yang mengirim mereka membuat dirinya heran sekaligus cemas. Siapa orang dibalik ini semua.
Semua kebetulan ini mengarah kesatu orang.
Seharusnya para bandit itu mudah untuk di introgasi, mengingat sifat para bandit yang hanya akan mementingkan diri mereka sendiri saja demi keselamatan hidupnya. Siapa yang mengirim mereka sampai mereka rela mengorbankan nyawa mereka.
"Ksatria Anette."
"Aku ingin kau membawa kehadapanku ketua komplotan bandit yang ditangkap yang mulia raja Kylo, yang juga mengaku mendapat perintah dari orang istana."
"Baik yang mulia."
Beberapa menit setelah ksatria Anette keluar dari ruang kerja Oars, ksatria Anette kembali mengetuk pintu dengan seseorang yang diikat.
"Aku akan langsung saja mengatakannya,"
"siapa orang istana ini yang memerintahkanmu?"
"Ini bukan pertanyaan, melainkan perintah dari kaisar."
Tanpa menunggu lama, setelah memerintahkan ksatria Anette keluar, Oars bertanya dengan tenang pada seseorang yang sudah babak belur itu.
"Sebelumnya aku ingin kita membuat perjanjian."
"Berani sekali bandit ini.."
Oars tertawa ringan mendengar nada suara yang penuh keberanian itu keluar dari mulut seorang tahanan yang sudah dipenuhi luka babak belur itu.
"Apa itu?"
"Jika aku memberitahumu siapa yang memerintahkanku, kau harus melepaskanku."
"Tidak bisa," dengan tegas Oars menolak.
"Itu pilihanmu," dengan penuh keangkuhan seakan tak memiliki rasa takut, bandit tersebut kembali berucap.
"Tapi paling tidak aku bisa menurunkan hukumanmu."
"Rakyat akan curiga jika aku tidak menghukumu," lanjut Oars.
Setelah hanya menunggu dari seorang bandit yang omongannya mungkin saja tak benar, akhirnya bandit tersebut menyetujui usulan Oars.
"Baiklah."
"Jadi bisa kau jawab pertanyaanku?" kembali Oars mengulang pertanyaannya.
"Bukankah kau juga mengenal orang itu?"
"Bahkan dia bekerja denganmu.."
"Kupikir dia diperintahkan olehmu untuk melakukan pekerjaan ini."
"Bukan itu pertanyaaku," potong Oars.
"Dia orang yang sangat berpengaruh disini, dia orang pertama mungkin atau kedua yang kau percayai."
"Berarti kau mengetahui siapa orangnya kan?"
"Lalu menapa tak kau katakan pada yang mulia raja Kylo?"
Kembali Oars melontarkan pertanyaan yang membuat ucapan bandit tersebut terpotong.
"Jika aku memberitahu yang mulia raja Kylo, dan yang mulia memberitahukannya pada yang mulia kaisar, apa yang mulia kan mempercayainya?"
"Tidak jika kau tidak menunjukan bukti yang jelas,"
"siapa yang kau maksud?"
"Grand duke Dinant."
Alih alih terkejut dengan nama yang keluar dari mulut bandit tersebut, Oars masih menampakan ekspresi yang tenang seolah itu adalah hal biasa. Oars bertanya kembali.
"Bagaimana kau membuktikan kalau memang dia yang bekerja sama denganmu?"
"Buktinya bisa kau ambil di kamarnya sendiri, aku sering melaporkan hal hal yang ia suruh menggunakan surat merpati."
"Namun kau tidak akan bisa membaca suratnya kecuali kau membakarnya."
"Bagaimana bisa aku mempercayaimu?"
"Nyawaku taruhannya.."
"Ksatria Anette, kau bisa membawa kembali tahanan ini ke penjara..."
Oars memanggil ksatria Anette yang berada di luar kamarnya dan memberikan perintahnya.
"Baik yang mulia.."
Ksatria Anette kembali menyeret tahanan tersebut keluar ruang kerja Oars.
Blam!
Suara pintu terdengar setelah ksatria Anette keluar ruangan membawa tahanan yang berontak tersebut.
Setelah memanggil ksatria Anette dan memerintahkan kembali bawahannya itu, Oars duduk tak tenang di kursinya.
-
-
-
tbc