Lalu, Felix pun masuk ke dalam kamar dan mendapati Kinan sedang menangis tersedu.
"Kinan ... Mas masuk, ya?" Felix memaksa masuk dan melangkahkan kakinya perlahan.
Seketika suara Felix membuat Kinan terperanjat. Ia menoleh ke arah Felix dan langsung berdiri. "Pergi! Mas Felix nggak bisa seenaknya seperti ini padaku!" teriak Kinan.
Felix pun mencoba menenangkan Kinan yang sedang tersulut emosi dalam hatinya. "Tenang Kinan! ... Tenang! Izinkan Mas memulai cerita dari awal, ya?" Felix perlahan mendekati Kinan yang menyandar di dinding dekat lemari pakaian.
"Sudah ya Kinan. Duduk lah dulu," ujar Felix seraya mengajak Kinan duduk di atas kursi yang terdapat di dalam kamar Panti.
"Jelaskan secara rinci. Aku nggak mau jika Mas Felix masih menutup-nutupi hal apa pun di belakangku." Kinan berbicara dengan nada yang sedikit tinggi.