"Makasih ya!" Ucap Farhan, lalu ia turun dari mobilnya Kirana. Wangi parfumnya masih tercium walau orang yang memakainya sudah keluar.
Kirana memperhatikan Farhan dari dalam mobil, lalu Farhan pulang dengan mengendarai motornya yang sudah selesai di service. Kirana kembali melajukan mobilnya menuju kerumah.
Kirana sudah sampai dirumah, Andra dan Mamanya sedang berbincang diruang tengah, lalu Kirana mencium tangan mereka berdua.
"Kemana aja kamu baru pulang?" Tanya Mama dengan tatapan sinis.
"Ketemu teman - teman." Jawab Kirana sambil duduk disebelah Andra.
"Lama banget! Suami pulang, rumah masih berantakan, kotor, ga ada makanan dimeja. Kalau sudah berumah tangga, jangan kebanyakan main! Suami yang harus jadi prioritas kamu!"
Kirana tidak berani membantah, namun ia sakit hati dengan perkataan mertuanya itu, baru sekali ini ia berkumpul dengan teman - teman kuliahnya lagi, karena Kirana sangat rindu dengan mereka. Kirana berlari kedalam kamar, karena air matanya sudah penuh di pelupuk mata.
Mamanya Andra masih menasehati Andra, agar ia bisa menjadi suami yang baik dan juga bisa mendidik istrinya dengan baik.
Andra menghampiri Kirana yang berada di dalam kamarnya, "Sabar ya! Kita sama - sama belajar jadi suami dan istri yang baik!" Ucap Andra sambil duduk didekat sang istri.
"Memangnya aku salah, kalau aku bertemu teman - teman?" Tanya Kirana sambil menahan tangisnya.
"Nggak, kamu ga salah! Tapi Mama cuma mau kamu lebih memperhatikan suami." Ucap Andra.
Baru tinggal selama dua minggu dirumah ini saja, Kirana sudah merasakan ketidaknyamanan karena lisan mertua yang sangat menyakitkan untuknya. Padahal waktu sebelum menikah, Mamanya Andra sangat baik pada Kirana, ia sangat ramah, selalu memuji kecantikan Kirana didepan ibunya yang merupakan sahabatnya itu. Ibunya Kirana pun meminta Andra untuk melamar Kirana karena Ibu melihat sahabatnya ini sangat baik, Ibu mengira Rosa (Mama Andra) bisa jadi mertua yang baik untuk Kirana.
***
Hari ini Kirana kerumah orang tuanya bersama Andra. Semenjak pindah rumah, ia belum mengunjungi rumah orang tuanya lagi. Ibunya senang sekali anaknya mengunjunginya. Namun wajah Kirana tidak menyiratkan kebahagiaan. Ibunya mengerti, mungkin karena belum tertanam cinta dalam hati Kirana, itu semua butuh waktu, namun Ibu yakin lama - lama Kirana bisa mencintai Andra dan menerimanya sebagai seorang suami.
Andra sedang menerima telepon dari Mamanya, Mamanya menyuruh ia pulang karena ingin meminta antar pada anaknya ini. Andra pun langsung pamit pada mertuanya dan meninggalkan Kirana, nanti ia akan menjemput Kirana lagi.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Ibu.
Kirana belum mau menceritakan pada Ibunya tentang sakit hati yang ia alami, karena menurutnya ibunya tidak akan membelanya, bisa saja ibunya malah menyalahinya.
"Ga apa - apa."
Semenjak perjodohan ini, Kirana jadi pribadi yang lebih tertutup, keceriaannya telah hilang, semangatnya telah berkurang. Kirana masuk kedalam kamarnya, ia sangat rindu dengan kamar yang selama ini jadi tempat peraduannya.
Di rumah Farhan.
"Selamat ulang tahun Kakakku!" Ucap Reyna sambil cipika - cipiki pada kakaknya yang hari ini berulang tahun, disusul ibunya yang juga turut mengucapkannya pada anak sulungnya ini.
Felisa pun turut datang membawakan kue tart dan memberikan hadiah pada laki - laki yang sedang dekat dengannya ini. Farhan sangat terkejut dengan kedatangan Felisa, karena ia benar - benar tidak mengetahuinya.
Suara - suara itu terdengar dari rumah Kirana, ia yang berada didalam kamarnya, seketika Kirana berlari ke balkon rumahnya, dari atas ia melihat Farhan bersama Mama, Adik dan juga Felisa sedang tertawa, lalu masuk kedalam rumah Farhan.
Kirana baru ingat, kalau hari ini adalah hari ulang tahun Farhan, ia benar - benar lupa. Biasanya ia selalu memberikan Farhan hadiah, pernah berupa pakaian atau sepatu atau juga jam tangan, lalu Farhan mentraktirnya makan, mareka makan malam bersama. Setiap tahun selalu seperti itu, hanya tahun ini yang berbeda.
Kini sudah ada yang menggantikan posisi Kirana yaitu Felisa, ia yang sedang dekat dengan Farhan walau statusnya belum berpacaran. Kirana masih berdiri di balkon, berharap melihat lagi mantan kekasihnya yang sedang berulang tahun itu.
"Felis, yuk makan dulu!" Ucap Mama yang sudah masak untuk teman specialnya Farhan ini.
Felisa masih malu - malu dengan keluarganya Farhan. Ia menuang satu sendok nasi berserta sayur dan lauk pauk.
"Makannya yang banyak!" Ujar Farhan sambil tersenyum melihatnya. Farhan pun makan bersamanya.
Drrttt ...
Tiba - tiba Handphone Farhan bergetar, ia langsung membukanya.
[Selamat ulang tahun, semoga kamu bahagia selalu]
Kirana mengirim pesan itu pada Farhan, lalu Farhan langsung membalasnya.
[Aamiin, terima kasih]
Farhan tidak menyangka kalau Kirana masih ingat hari ulang tahunnya dan masih mengucapkannya pada mantan kekasihnya ini.
Farhan kembali menatap Felisa yang sedang makan, ia semakin tertarik padanya, Felisa adalah sosok wanita yang baik, pemalu dan pintar. Felisa pun kagum pada sosok Farhan yang perhatian, tidak sombong dan dekat dengan keluarga.
Selesai makan, Farhan dan Felisa ngobrol diruang tamu. "Fel, jadi gimana pertanyaan aku yang kemarin?" Tanya Farhan, lalu Felisa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum pada Farhan.
Diwaktu yang sama, Andra sedang mengantar Mama menjenguk saudaranya yang sakit karena Papanya Andra sudah tidak boleh mengendarai mobil karena sudah tua, jadi Andra lah yang selalu antar jemput Mamanya.
"Andra, nanti kamu jemput istrimu lagi kerumah orang tuanya?" Tanya Mama.
"Iya."
"Yaudah, nanti sekalian aja pulangnya jemput istrimu!" Titah Mama.
"Oke."
Kirana masih berdiri di balkon, lalu Mamanya memanggilnya, menyuruhnya untuk makan. Kirana turun keruang makan, lalu makan bersama keluarganya.
"Bu, aku boleh tinggal disini lagi ga sih?" Tanya Kirana ketika masih duduk di meja makan.
"Lho, kan kamu sudah punya rumah sendiri!" Jawab ibu.
"Itu bukan rumah aku, Bu!"
"Rumah suamimu kan rumahmu juga. Memangnya kamu belum betah tinggal disana?" Tanya Ibu, lalu Kirana menggelengkan kepalanya.
"Sabar, memang butuh waktu, nanti lama - lama kamu akan betah apalagi kalau kamu sudah punya anak, rumahmu pasti akan rame oleh cucu - cucu ibu." Ungkap Ibu. Ibu sangat berharap Kirana cepat mempunyai anak, padahal melakukan hubungan itu saja Kirana belum pernah.
"Tapi kalau dalam waktu yang sudah lama, ternyata aku belum betah juga tinggal disana, gimana?" Tanya Kirana.
"Kamu diskusikan sama suamimu, kamu bisa beli rumah didaerah lain atau kalau boleh tinggal disini, ya ga apa - apa!"
Waktu sudah sore, Kirana sudah dijemput oleh Andra, Mama dan Papanya, waktunya Kirana untuk kembali pulang. Ia menginginkan berada dirumah orang tuanya lebih lama, tapi ia harus pulang.
Kirana berpamitan dengan Ayah, Ibu dan kedua adiknya. Ketika sudah berada di luar, ia melihat Farhan yang ingin mengantar Felisa pulang, Farhan pun melihat Kirana dengan suami dan mertuanya. Rania menyenggol tangan sang Kakak, lalu matanya melirik kakaknya itu.
"Apaan sih?" Ucap Kirana.
"Itu pacar barunya Kak Farhan, cantik!" Bisik Rania di dekat telinga Kirana.
Kirana pun mengakui bahwa Felisa itu cantik dan anggun dengan hijab yang ia kenakan, sedangkan Kirana sendiri, belum berani untuk berhijab. Ia masih takut kalau nanti tidak bisa istiqomah dalam menutup auratnya.