Arvin tidak pernah menyangka ketika ia datang ke sana ternyata yang ada di rumah banyak sekali orang yang datang. Arvin berpikir hanya ada Elza dan ibunya saja di sana.
Ingin putar balik pun percuma saja sebab dia sudah kepalang sampai. Seandainya saja ia tahu kalau rumah Elza seramai itu ia akan mencari alasan untuk tidak datang saja sekalian, ia termasuk orang yang tidak enakan sebenarnya. Takutnya nanti orang malah salah paham jika ia terus-menerus muncul di rumah Elza.
Tapi mau bagaimana lagi. Ketika mobilnya baru memasuki halaman pun ia bisa melihat Suliana sudah menunggu di teras. Ia jadi tidak bisa ke mana-mana, dan tidak punya pilihan lain selain tetap masuk.
Rasanya ia seperti tidak di anggap.