"Sok sok an baik padaku, tadi saja sebelum ku berbicara itu kau meremehkanku." Cibir Aryo.
"Ih kapan? Salah dengar mungkin." Elak Febee.
Aryo memutar bola mata malas, senang sekali gadis ini berbohong dan tak mau mengaku.
"Kalau begitu fuji dulu aku, baru aku akan membantumu." Syarat Aryo.
Febee menatap Aryo malas, senangnya difuji tapi muka kayak guguk. "Aryo jelek," Kata Febee.
Aryo melotot, enak saja gadis ini mengatainya jelek. Padahal wajahnya sudah dipoles sekedemikian rupa, harusnya kata kata indahlah yang harus keluar.
Hujan yang lebar tak mempermasalahkan mereka menghibur diri, cipratan air hujan sudah membasahi sepatu mereka sampai kotor.
"Enak sekali kau bilang aku jelek, kau buta atau katarak diusia dini? Lihat aku baik baik, harusnya kau menyebutku tampan dan gagah." Ungkap Aryo tak terima dikata jelek.
Febee menuruti, dia melihat Aryo dari atas sampai bawah. Gadis itu mencabikan bibir, malas menilai penampilan pria itu. Tidak ada yang menarik, biasa saja.
