Chereads / LIKENZO / Chapter 17 - NASI GORENG TELOR KECAP

Chapter 17 - NASI GORENG TELOR KECAP

Chapter 17 : Nasi Goreng Telor Kecap.

_Likenzo_

Febee berjalan cepat ke kelasnya seorang diri, setelah sampai di kelas ia terisak sendirian menangisi perlakuan Kenzo padanya. Beruntung ruangan itu terlihat sepi, sehingga leluasa membuat Febee menangis mengeluarkan gejolak hatinya.

Kenapa Kenzo begitu membencinya? Apa salah Febee yang ingin perhatian terhadapnya? Febee hanya ingin seperti pasangan pasangan lainnya yang mendapat dan memberi kasih. Salahkah iya jika dirinya memberikan perhatian pada lelaki itu?

"Hiks.."

Tak dipungkiri hatinya berdenyut sakit, kata kata pedas Kenzo selama ini mampu menguatkannya. Tapi tetap saja pada akhirnya ia sendiri mengeluarkan tangis, tanpa sandaran dan tanpa ada yang menghibur.

Selama ini teman temannya selalu menasihati, berhentilah mengejar lelaki seperti Kenzo. Dia tak pantas untukmu Bee. Dia hanya akan menyakiti hati lembut gadis sepertimu. Tapi Febee tetaplah Febee. Gadis itu kekeuh memperjuangkan cintanya, tak perduli jika perasaan harus dinodai sayatan luka sebanyak apapun.

Febee mendongak ke langit langit ruangan, mencoba sabar dan menghentikan tangisnya. Ia tak boleh lemah, seperti biasa gadis itu menghapus bekas air mata dipipi dan tersenyum ramah saat ada orang yang datang menghampirinya.

"Febee.. Kau menangis?" Tanya Purle.

"Tidak kok, hanya kelilipan." Elak Febee. Dia tak bisa berbohong, meskipun mulutnya berkata tidak, tapi getaran pilu masih terdengar saat ia berbicara barusan.

Purle. Ketua kelas mereka. Selama ini dialah yang selalu memergoki Febee menangis di kelas gara gara Kenzo, ya dia tahu soal hubungan toxic mereka. Namun Purle tak bisa berbua apa apa, karena ia yakin jika dirinya sok menasihati justru tidak akan didengar oleh Febee.

"Sabar ya.." Dengan menepepuk pelan bahu Febee. Semoga dengan itu dia bisa lebih tenang, hanya itu yang bisa Purle lakukan saat ini.

Purle duduk dikursi sebelah Febee. "Kau tahu tidak?" Febee menggeleng.

"Tadi aku melihat kekasihmu sibuk dengan teman temannya, apalagi kating cantik yang selalu menempel dilengan kekasihmu Kenzo. Di kantin, mereka sedang bergosip tentangmu. Kenzo sepertinya sangat tidak mengharapkanmu Feb, apa kau masih kuat jika diperlakukan tidak baik oleh kekasihmu sendiri?" Purle menjelaskan.

Febee terkekeh ringan. "Kau ini bicara apa? Hubunganku dan Kenzo baik baik saja, jangan mengira aku menangis aku karena Kenzo." Jelas Febee.

Purle terhanyuk dengan perkataan Febee barusan. "Feb kau terlalu naif jika mengira Kenzo tak menyakitimu," Lirih Purle.

"Aku yakin semua akan baik baik saja." Balas Febee tersenyum meyakinkan.

"Tapi-"

"Sedang asik mengobrol berdua?"

Tiba tiba saja suara itu mengagetkan mereka berdua, keduanya menoleh ke asal suara. Di depan mereka berdiri sosok Kenzo yang tengah mendelik sebal sambil bersedekap dada, Febee memalingkan wajahnya kesembarang arah.

Purle yang tadinya hendak membicarakan keburukan Kenzo pun tak jadi, dia tersenyum kaku melambai say Hi pada Kenzo.

"Feb, aku pergi dulu ya. Aku lupa ada makalah yang belum ku berikan pada wali kelas, dah semua.." Setelah mengatakan hal itu ketua kelas pergi dengan berjalan cepat keluar kelas.

Febee masih enggan melirik Kenzo. Dia masih setia memalingkan wajahnya, tapi dia merasa sesuatu seperti menggeser kursi didekatnya. Karena keppo akhirnya Febee memberanikan diri melihat apa yang terjadi, betapa terkejutnya ia saat melihat Kenzo tengah sibuk melahap nasi goreng telur kecap dari kotak makanan yang Febee buat sebelumnya.

"Ka-Kau memakannya?" Mati matian dia menahan jeritan saking senangnya.

"Apwa?" Sahut Kenzo melirik Febee. Mulutnya tengah penuh makanan saat ini, Febee menggeleng.

Biarkan Kenzo menghabiskan kotak makanan tersebut sampai habis, dia tak mau membuat mood lelaki itu buruk lagi.

A view momend later..

Selesai!

Kenzo sudah selesai menghabiskan makanan yang dibawa Febee untuknya, segera gadis itu menyodorkan botor minum pada Kenzo yang langsung diminum setengahnya.

"Hahh.." Kenzo berhalau lega setelah bersendawa kecil.

"Terimakasih," Kenzo sambil membereskan kotak makanan dan botol minumnya.

"Hah?"

Kenzo menatapnya, dia jadi deg degan sekarang. Wajahnya mendekat, spontan Febee memejamkan mata dengan dada yang berjedud jedud.

"Terimakasih makanannya.." Bisikan yang berada tepat disampingnya seketika membuat Febee membuka mata, dilihat ternyata wajah Kenzo sudah berada tepat didepannya.

Dengan kaku Febee mengangguk, keajaiban apa yang membuat Kenzo tiba tiba romantis seperti ini? Setelah itu Kenzo memundurkan tubuhnya, tapi segera Febee cegah dan-

'Cup'

Gadis itu dengan berani mencium bibir Kenzo. Terlihat lelaki itu shok, tapi dia juga tidak menepis apalagi melawan. Febee mendapat lampu hijau, perlahan dia merubah ciuman yang dibumbui kecupan dengan lumatan lumatan kecil.

Bibirnya melumat habis bibir Kenzo, entah doa dari mana tapi lelaki itu seakan mempersilahkan Febee untuk lanjut lebih jauh. Tubuhnya tiba tiba diangkat sehingga berpindah kepangkuan lelaki itu, lidah Kenzo kini sudah leluasa mengobrak abrik kedalam mulutnya.

"Hah hahh.."

Febee hendak menyudahi kegiatan tersebut, tapi tangan Kenzo mencegah dengan memeluk pinggangnya dan mendorong tengkuk Febee agar tetap diposisi.

"Eummpp-"

Kenzo seakan tak mendengar, pria itu mulai ganas menciumi dan melumat kasar bibir Febee. Lidahnya sudah sedari tadi mencari celah melilit lidahnya, rasa asin yang kuat membuat Febee hanya pasrah merasakannya.

"Hahh hahh.."

Febee mendorong dada Kenzo. "Ken kau-"

"Bagaimana? Apa enak?"

"A-Apanya?" Pertanyaan Kenzo terdengar sangat ambigu.

"Makanan buatanmu," jawab Kenzo.

Febee terdiam. Dia baru sadar sesuatu, air liur Kenzo terasa asin manis. Mata gadis itu melotot, seakan sudah sadar dengan tindakan bodohnya.

"Maaf K-Ken.. Ak-Aku tidak bermaksud memberikan makanan yang asin. Apa rasanya sangat asin sekali?" Gagap Febee merasa bersalah sekaligus malu.

Kenzo mengusap lembut bibir gadis itu sampai ke pipi, saliva mereka bersatu dan meluber dimulut Febee.

"Tidak papa, lagi pula aku menikmati makananmu. Lain kali, jika kau hendak menyiapkan makanan padaku, sebaiknya kau cicipi dulu." Jelas Kenzo.

Febee semakin malu, dia memeluk Kenzo menyembunyikan wajahnya di ceruk lelaki itu. "Hiks.. Maaf, lain kali aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi hiks.." Isak Febee.

Kenzo mengelus punggung gadis itu, menyalurkan rasa tenang. "Jangan menangis lagi, cukup! Walaupun aku jahat tapi aku tidak bisa melihatmu menangis." Tutur Kenzo.

Febee mengatupkan bibirnya, berusaha menahan isakan yang terus menyegukan napas. Kenzo terkekeh, gadis ini cukup menggemaskan.

"Lihat aku-" Febee menggeleng keras, ia masih malu untuk sekedar menampakan wajahnya.

"Lihat aku!" Kenzo sedikit menaikan intonasi bicaranya.

Febee tersentak, dia segera duduk tegak diatas pangkuan Kenzo sambil menatapnya dengan wajah sembab. Kenzo mengelus pipi Febee, mendekatkan wajahnya dan mengecupi serta sesekali menjilat wajah gadis itu. Rasa asin bekas air mata Febee, sama asinnya dengan makanan yang gadis itu buat.

"He-Hentikan Ken, geli ahhha.." Febee hendak memberontak tapi Kenzo menguncinya.

"Kenzo geli ih ahha.. Kenzo ahha.." Tawa Febee terdengar lagi.

Kenzo menghentikannya, gadis itu tersenyum padanya dengan napas sedikit terengah engah. "Kenzo gitu, mainnya gelitikin, geli tahu." Ucap Febee pelan.

"Lalu? Apa aku harus mengajakmu bermain diranjang?" Kenzo.