Sintri menarik napas panjang lantas menghembuskannya. Dia sungguh tak menyangka Putri sudah melancarkan tembakan-tembakan durinya. Sin yang terkejut pun hanya bisa ciptakan sihir angin yang kecil guna bisa menghempaskan duri-duri kecil milik Putri.
"Kelihatannya Putri sangat ingin mengalahkanku dengan cepat. Baiklah, aku tak akan kalah darinya!" batin Sin berusah memperoleh kepercayaan diri.
Sebulan yang lalu Sin sudah mengetahui jenis sihir dan serangan milik Putri. Serangan permulaan yang memang dalam skala besar namun tak begitu mengancam. Kalo dulu Rebecca menghalanginya dengan membangun dinding tanah yang kokoh, Sin membuat perisai angin yang tak terlihat di hadapannya. Setiap duri yang melesat ke arahnya dapat dipentalkan jauh oleh perisai angin Sin.
"Riendu Upsuka!" pekik Putri penuh semangat.