Kami juga setuju" respon seluruh murid pemegang sabuk hitam
"Ingat!jangan mentang - mentang dia lebih muda,jadi kalian seenaknya menyimpulkan seperti itu"
"Oke,kami mau diajarkan oleh dia.Tapi dia harus melawan kami dulu"
"Kalian jangan ngeyel ya!" respon Nadia
"Sudahlah,biarkan saya penuhi permintaan mereka"
Lalu mereka pun langsung menyerang Agam kecuali Narina dan Nadia,namun Agam hanya diam saja ketika mereka semua memukulinya.Hingga akhirnya Master mereka pun datang,lalu langsung berteriak,
"BERHENTI!"
Kemudian mereka semua pun langsung terkejut dan berhenti menyerang Agam,lalu Master Taekwondo tersebut langsung berbicara,
"Apa maksud kalian mengeroyoki Agam?apa kalian meragukan ilmu beladirinya Agam karena dia lebih muda dari kalian?JAWAB!"
Seluruh murid yang menyerang Agam hanya menunduk dan diam saja,lalu Master pun langsung berbicara lagi
"Sekarang kalian lihat kondisi Agam!"
Betapa terkejutnya mereka melihat Agam yang tak terluka sama sekali,padahal mereka telah memukulnya bertubi - tubi dengan menggunakan segala jurus.
"Kalian tuh tidak ada apa - apanya dibandingkan dengan Agam" tutur Master
Sedangkan Agam hanya diam saja,lalu mereka pun langsung menundukkan kepala lalu berbicara,
"Maafkan kami Master"
"Kalian tak perlu memanggilku dengan nama tersebut,kita semua sama saja.Kita lanjutkan saja latihannya!"
"Siap" respon mereka semua
Kemudian mereka pun langsung memulainya.Sementara itu,Nadia sedari tadi memperhatikan Agam yang sedang melatih,hingga membuat dirinya tak fokus ketika latihan.Agam yang melihatnya langsung mendekati Nadia dan langsung berbicara,
"Gimana mau menang melawanku jika latihannya tidak fokus seperti ini"
Nadia pun langsung terkejut lalu dia langsung berbicara,
"Kita lihat aja nanti!" respon Nadia
"Oke,aku tunggu kehadirannya diatas ring nanti pas hari minggu" tutur Agam yang langsung berlalu meninggalkan Nadia
Saat beberapa menit kemudian tibalah waktunya untuk istirahat,lalu Narina pun langsung berbicara kepada Nadia,
"Kamu yakin mau melawan dia?tadi aja pas dia dikeroyokin malah tetap kuat dan gak terluka sama sekali"
"Lalu apa hubungannya?"
"Tau ah,capek aku ngomong sama kamu.Badan kamu bonyok barulah tahu rasa"
"Lihat aja nanti!,lagian aku cuman pengen tahu kehebatannya dia itu seperti apa"
"Lah kan tadi kamu udah liat"
"Masih belum puas,kita lanjut lagi aja yuk latihannya!"
Kemudian mereka pun langsung melanjutkan lagi latihannya.
Hingga akhirnya tibalah hari minggu.Nadia dan Agam pun sudah berada diatas ring,kemudian pertandingan pun dimulai.Lalu Nadia langsung menyerang Agam duluan,tetapi dengan mudahnya Agam menahan serangan dari Nadia.
Saat beberapa lama pertandingan dimulai dan Agam masih saja menahan dan menghindar dari serangan Nadia tanpa menyerang sama sekali.Lalu Nadia yang merasa sangat kesal pun langsung berbicara,
"Ayo serang aku!jangan hanya menahan dan menghindar saja dari tadi.Keluarkan seluruh kehebatan yang kau miliki"
"Oke"
Lalu Agam dengan cepatnya mengunci tangannya Nadia ke belakang tubuhnya Nadia,kemudian Nadia langsung menendang ke arah belakang namun Agam dengan cepatnya menendang kakinya Nadia dengan pelan.
"Apakah kamu sudah menyerah?"
"Kau pikir aku,orang yang mudah menyerah?"
"Oke,ayo berusahalah untuk membuka kuncian tanganku!"
Kemudian Nadia langsung berpikir,lalu dia pun terpikirkan sebuah cara.Agam langsung melamun ketika tubuhnya berdekatan kembali dengan Nadia dan entah mengapa jantungnya berdetak tak karuan.Sementara itu,Nadia pun langsung menggerakkan kepalanya ke belakang dengan gerakan yang sangat cepat sekali dan Agam pun tak sempat membaca gerakannya karena sedari tadi melamun hingga membuat dirinya kesakitan.
Lalu Nadia pun langsung menendang ke arah tubuh Agam hingga membuatnya tergeletak.Wasit pun langsung mulai menghitung tetapi dengan cepatnya Agam berdiri lagi.
Kemudian Nadia langsung menyerang Agam dengan gerakan yang sangat cepat sekali dan Agam pun tak sempat untuk menghindarinya hingga membuat dia tersungkur kembali,lalu wasit pun langsung menghitung.
Dikarenakan Agam merasa sangat sakit sekali dan selama pertandingan dia tak mengeluarkan jurus andalannya yaitu tak mempan kena pukulan.Nadia pun merasa sangat terkejut melihatnya lalu dia langsung mendekati Agam dan berbicara,
"Kenapa kamu gak ngeluarin seluruh jurus yang kamu miliki dan hanya menghindarinya saja?"
"Aku hanya akan mengeluarkan itu jika.berhadapan dengan orang yang tak bertanggung jawab dan aku juga tak akan mengeluarkannya setiap aku bertanding"
Nadia yang mendengarnya pun merasa sangat kagum sekali dan dia merasa bersalah atas perbuatannya yang telah menantang Agam.
Tadinya dia ingin meminta maaf tetapi karena dia gengsi lalu dia langsung turun dari ring lalu menghampiri Rizam dan Narina.
"Selamat ya Dek,kamu menang" tutur Rizam
"Selamat kembaranku" tutur Narina yang langsung memeluk Nadia
"Tidak boleh ada ucapan selamat untukku"
tutur Nadia dengan wajah dinginnya yang membuat orang disekitar ketakutan
"Maksudmu apa Dek?kita itu cuman ngucapin selamat loh" respon Rizam
"Ini tak adil karena Agam tak mengeluarkan jurus sama sekali ketika bertanding"
"Terus kamu mau apa?jangan bilang kalau kamu mau nantang Agam lagi!" respon Narina
"Tadinya sih mau gitu"
"Sudahlah,gak usah ada pertandingan lagi.Sebaiknya sekarang kita pulang saja!" respon Rizam
Lalu Narina dan Nadia langsung mengikuti Rizam,baru saja mereka ingin keluar lalu ada panggilan masuk dari Nafsya.Kemudian Rizam langsung mengangkatnya,
"Sayang,gimana pertandingannya Nadia?Dia baik - baik aja kan?"
"Dia baik - baik aja kok,bahkan dia berhasil mengalahkan Agam"
"Waaah hebat ya,Handphonenya tolong kasihin ke Nadia dong!aku mau mengucapkan selamat sama dia"
Rizam pun langsung ragu karena dia takut merespon hal yang sama seperti tadi,kemudian Nadia langsung merebut Handphone Rizam.
"Tadi Kakak mau ngomongin apa?" tanya Nadia yang masih dengan sikap dinginnya
"Selamat ya!kamu hebat banget.Maaf ya Kakak gak bisa ikut datang soalnya semenjak Rizam tanding dengan Zevin waktu itu jadinya Kakak gak mau lihat lagi"
"Gak masalah kok Kak,makasih juga ucapannya!"
"Iya sama - sama"
Lalu Nadia langsung memberikan Handphone tersebut ke Rizam lagi dan Rizam pun langsung mengakhiri telponannya.Kemudian dia langsung berbicara,
"Dek,kok kamu antusias banget ya kalau Kak Nafsya yang mengucapkannya?"
"Ya terserah aku dong" respon Nadia yang langsung meninggalkan Rizam dan Narina
Tetapi tiba - tiba saja Agam berada didepannya lalu dia langsung berbicara,
"Selamat"
"Ingat ya!tadi itu pertandingannya tidak adil jadi kamu tak perlu mengucapkan selamat kepadaku"
"Terus kamu mau apa?"
Nadia pun langsung meninggalkan Agam,lalu Narina langsung menyusul Nadia sedangkan Rizam langsung menghampiri Agam dan berbicara,
"Dia itu punya sikap dingin seperti kamu,jadi tolong maklumin jika perilaku dia kayak gitu.Tapi kalau dipikir - pikir kalian berdua cocok juga loh"