Ruangan yang begitu rapi ini menjadikan Nara tak berguna di sini. Iya, pasalnya sejak Rayhan sudah terfokus pada pekerjaannya, Nara tidak tahu harus melakukan apa. Yang sebelumnya sempat berpikiran untuk merapikan barang yang berantakan, justru ruangan tak berpihak padanya. Berakhir dengan Nara yang hanya duduk, bermain ponsel, atau membaca apa yang bisa dibaca di sana.
"Kau bosan?"
Menoleh cepat ke arah Rayhan, dia mengangguk kecil. "Sedikit," telunjuk dan ibu jarinya seperti memegang benda kecil tak kasat mata di depan wajahnya.
"Kenapa tidak berjalan-jalan saja di kantor?"
"Memang boleh?"
Melepas tangan dan pandangannya dari pekerjaan, Rayhan sedikit menggeser kursinya ke samping. Tangannya terlipat di depan dada, menarik nafasnya sebelum membalas kalimat sang istri. "Tentu saja,"