"Kau belum masak, 'kan?"
Pertanyaan yang keluar dari mulut Rayhan sontak menyadarkan Nara dari tatapannya yang terpaku pada buku di rak milik suaminya. Wanita itu memutar tubuh, melihat Rayhan yang telah memperhatikannya lebih dulu dengan lengan kemeja yang digulung sebatas siku. Nara membawa tungkainya mendekat ke arah sang suami, berdiri tepat di samping kursi putar Rayhan. "Belum, memang kenapa?"
Suara helaan nafas panjang mengudara ke seluruh ruangan bernuansa putih ini, menarik seluruh atensi sang wanita guna menunggu jawaban yang keluar. Jari dengan kutek berwarna abu-abu itu tengah menyentuh lengan kursi Rayhan, seketika ditarik pelan untuk digenggam kuat. Nara bisa memberikan prediksinya, jika Rayhan menginginkan sesuatu.
"Tidak usah masak, kita makan malam di luar saja,"