Sangat lama Nara dan asisten rumah tangga temannya itu berada di depan ruang UGD untuk menunggu daerah yang masih berada di dalam sana. Entahlah, tak ada satupun dokter maupun perawat yang keluar dari dalam sana, semakin membuat jantungnya dapat lebih kuat lagi. Nara sampai menggigit bibir bawahnya dan mencoba untuk melihat hari celah-celah kecil yang ada pada pintu ruang UGD tersebut. Sayangnya, sebesar apapun usahanya sama sekali tidak terlihat, Nara hanya bisa duduk dengan kaki yang terus bergerak. Kedua telapak tangannya juga terkenal sampai memukul beberapa kali lututnya sendiri berharap rasa khawatir dan kegelisahannya ini bisa hilang. Dia juga sama sekali tidak berhenti merapalkan doa agar temannya tersebut melakukan operasi dengan lancar. Baik untuk Hera dan juga bayinya. Ah, mendadak wanita itu merasa penasaran dengan jenis kelamin anak pertama Hera.