Bulu mata lentik terlibat sangat cantik menghiasi manik, anak rambutnya bergoyang saat tiupan dari teman tidurnya menghempas ke wajah sampai ke atas kepala. Hanya dalam hitungan detik, akhirnya Rayhan terbangun dari tidurnya. Nara memang sengaja melakukan hal tadi demi membangunkan sang suami. "Pagi," siapanya dengan suara yang begitu lirih.
Rayhan tertawa dengan suaranya yang juga lirih. Sapaan pagi istrinya ini cukup menghiburnya. Bahkan, senyuman yang sudah terpasang dengan jelas di wajah laki-laki itu. Nafasnya terbuang begitu saja, pun dia kembali menutup kedua matanya dan mengarahkan tangan kanannya pada wajah istrinya. Dia juga merasakan pergelangan tangan yang digenggam oleh sang istri. Rayhan sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata apapun, lebih memilih untuk menikmati paginya ini bersama dengan sang istri.
"Bangunlah, waktunya untuk bekerja," kata Nara yang menyuruh untuk Rayhan segera bangkit dari tidurnya.
"Memangnya sekarang jam berapa?" tanya Rayhan.