Dipaksakan oleh keadaan, Rayhan bangkit dari tidurnya. Laki-laki itu ikut bergabung bersama para wanita yang lain di ruang tamu. Pasalnya, jika Rayhan tak bergabung, dirinya merasa seperti laki-laki lemah. Bersama dengan sang istri, keduanya duduk bersebelahan, Rayhan turut mendengarkan suara kedua ibu mereka yang tengah membicarakan tentang bayi. Bukan hanya calon cucu mereka yang dibicarakan, melainkan juga bayi orang-orang yang mereka lihat. Pikir Rayhan, baik ibunya maupun ibu mertuanya itu sedang membayangkan hal-hal yang sangat mereka inginkan setelah Nara melahirkan nantinya.
Sungguh, sejak obrolan mereka dimulai, hanya kedua wanita paruh baya itu yang paling bersemangat ketika menceritakan tentang bayi. Nara dan Rayhan hanya mendengarkan semua kalimat yang keluar dari mulut ibu mereka. Namun, Rayhan baru teringat, beberapa waktu lalu ketika Rayhan meminta sang ibu untuk mencarikan asisten rumah tangga untuk Nara.