Jantung Nara memang berdegup kencang. Dirinya sangat terkejut ketika mendapat kabar dari teman suaminya yang mengatakan jika sang suami tidak dalam keadaan baik-baik saja. Nara ingat jelas, tadi pagi sang suami masih sehat, seperti tidak tampak adanya tanda-tanda akan sakit.
Kini kedua tungkainya sudah memasuki lobi kantor, dirinya mempercepat langkahnya agar bisa segera masuk ke dalam lift dan menuju ruangan sang suami. Nara juga sudah membawa beberapa obat-obatan yang bisa membantu suaminya itu meredakan rasa peningnya. Tangannya yang lain juga mengusap perutnya, berharap rasa khawatir ini tidak akan mengganggu kandungannya. Jujur saja, Nara tidak pernah merasakan kekhawatiran yang seperti ini. Karena Rayhan memang tidak pernah sakit sebelumnya—selama mereka menikah. Sebab itu, rasa khawatir wanita itu sedikit tidak terkontrol.