Di dalam lift, walaupun wajah Nara masih terlihat menumpuk amarah. Farrel sangat mengerti jika wanita adalah makhluk paling lemah. "Menangislah jika ingin menangis. Aku akan melupakannya setelah kau merasa lega," tutur Farrel.
Detik itu juga, Nara tak mampu lagi untuk menahan rasa sesak di dalam dadanya. Dia menumpahkan seluruh air mata di dalam lift ini, disaksikan langsung oleh teman suaminya. Tapi, Nara sudah tidak peduli jika dia disaksikan oleh seribu orang pun. Rasa kekhawatirannya memang terbayar lunas dengan adanya kejadian malam ini. Orang yang selama ini dia jadikan tempat ternyaman, kini tak akan bisa dia samakan seperti sebelumnya. Semua sudah berubah, tak ada yang bisa Nara harapkan lagi dari penyayang sudah jatuh pada jurang.