"Nara, apa kau mencintaiku? Aku ingin jawaban jujur darimu,"
Pertanyaan yang mengudara disela-sela kegiatan mereka, membuat atmosfer di ruangan ini terasa mencekam. Nara mendengar dengan jelas pertanyaan itu, namun mulut dan pikirannya tidak bisa dipaksakan berpikir untuk menjelaskan dengan kalimat yang tidak membuat Rayhan sakit hati. Dirinya sengaja diam dan membiarkan kegiatan panas ini terselesaikan dahulu. Hingga tiga dorongan terakhir, keduanya sama-sama berada dalam puncaknya.
Rayhan terbaring di sebelah Nara, menoleh ke arah sang istri yang masih terpejam. Tangannya bergerak untuk menyingkirkan rambut panjang Nara yang menutupi leher basahnya. Wanita itu baru menolehkan kepalanya, membalas tatapan sang suami dengan wajah yang datar. Pikirannya kembali mengingat pertanyaan yang tadi dilempar. Dirinya melihat senyuman yang tercetak di wajah Rayhan. Senyuman lembut yang justru membuat Nara semakin takut untuk menjawab.
"Kau belum menjawab pertanyaanku," kata Rayhan.