"Ibu, aku melakukan kesalahan,"
Suara parau Nara mengudara di kamar ibu mertuanya. Tepat setelah Rayhan keluar dengan emosi yang meledak, Nara merasakan jantungnya berdegup kencang, rasa takut terus menyelubungi dirinya setelah mendengar semua perkataan sang suami. Dia dibawa untuk duduk di ranjang, masih bersama ibu mertuanya yang terus menenangkan Nara.
Tangan wanita itu terasa sangat dingin dan bergetar, sampai dia tidak merasakan sentuhan dari tangan ibu mertuanya sendiri. Kepalanya terus membayangkan bagaimana tidak terkontrolnya emosi sang suami. Tapi, dia tidak menyalahkan Rayhan. Nara baru menyadari jika dirinya lah yang salah. Lupa akan perintah sang suami tentang tidak boleh menerima barang apapun dari orang lain. Dirinya terlanjur senang karena dia kira Rayhan lah yang membelikan parfum itu untuknya. Apalagi dia tak pernah mengumbar merk parfum yang dia pakai ke orang lain.
"Tidak, bukan kau yang salah, tapi ibu," timpal ibu mertuanya.