Baiklah, memang sepertinya hari ini dia tidak memiliki sesuatu yang bisa dikerjakan. Dan waktu kosongnya digunakan untuk terdiam seraya, memutar otaknya untuk memikirkan hal lain yang lebih penting. Dalam diamnya, jarinya terus memutar pulpen, tatapannya cukup dalam pada sesuatu yang tertangkap oleh retinanya. Walaupun mengerjakan pekerjaan apapun, laki-laki itu sama sekali dan masih belum bisa memusatkan fokusnya. Memang, beberapa kali hal itu membuatnya kesal sendiri. Bahkan, tangannya sudah menjambak rambutnya karena rasa takut dan khawatirnya lebih besar.
Sekilas melihat jam yang melingkar rapi di pergelangan tangannya, Rayhan sangat merasakan jika sang istri sebentar lagi akan mengantarkan makanannya. Tentu saja lewat sopir. Seperti yang sudah Rayhan peringatkan pada Nara agar tidak nekat untuk membawa dirinya ke kantor, karena Rayhan tidak memberikan izin pada wanita itu.