"Vito ada yang mau mama ngomongin sama kamu"
"Ngomong aja ma serius banget,kayaknya"
"Kalau kamu mama kasih denisa kuliah kamu siap"
"Siap asal denisa siapa emang kenapa ma"
"Dia gamau kuliah padahal mama mau dia kuliah"
"Kapan lu mau kuliah"
"Belum tau"
"Hmm kuliah dong mumpung ada kesempatan"
"Hmm emang gapapa gua kuliah"
"Gapapa gua senang kok kalau lu kuliah"
"Terus kantor gimana kalau gua kuliah"
"Jangan pikirin kantor nanti lu nikah sama gua juga lu gak kerja di sana yang tetap kerja di sana gua,ingat peran gua itu bahagiaiin lu bukan bebanin lu jadi jangan mikirin gua,ok"
"Hmm apa sih kan masih lama kalau sekarang gua pikirin itu masih tanggung jawab gua"
"Iya tau cuman kasih tau aja kok"
"Kan berantem lagi mama gak suka deh liatnya"
"Gak berantem kok ma,emang cara ngomong kita kayak gini ma"
"Iyaudah kalau gitu"
"Nanti denisa pikirin lagi deh ma,pa makasih tawaranya"
"Iya sayang"
***
Denisa dan vito pergi dari meja makan dan setelah itu naik ke mobil dan setelah di mobil denisa hanya diam dan gamau banyak ngomong...
***
"Kenapa denisa"
"Gak"
"Masih kepikiran soal tadi"
"Iya"
"Yang mana yang gua ngomong atau kuliah"
"Kuliah"
"Ooo kenapa emang"
"Gua mau tapi bingung mau ambil apa gak"
"Iyaudah mau gua temanin ke sana"
"Emang lu mau kan lu sibuk"
"Iya gapapa kalau mau ayo"
"Atau sama sari kan sari kuliah juga"
"Oh iya kok gak kepikiran ya,yaudah sama sari aja deh"
"Iyaudah ini kopi lu kita sekarang berangkat ke kantor ya"
"Iya makasih ya vito"
***
Saat mau berangkat hp vito bunyi dari bimo dan muka vito berubah...
***
"Apa"
"Lu lagi dimana"
"Apa urusan lu nanya gua dimana"
"Gua cuman nanya kok gamau ngajak ribut juga"
"Gak peduli juga sih ribut apa gak,yang jelas gua gak suka lu banyak nanya"
"Emang kenapa"
"Gak suka,bye"
***
Vito dan bimo mengakhiri telepon mereka setelah itu vito hanya diam dan gak banyak ngomong begitu juga bimo,denisa yang melihat itu hanya bisa diam...
***
"Jalan yuk"
"Iya vito"
***
Vito dan denisa pergi ke kantor setelah sampai kantor muka vito masih diam dan datar karena dapat telepon dari bimo,setelah masuk kantor ada bimo diruangan vito,vito malas dan langsung pergi dengan denisa dan tarik tangan denisa...
***
"Kenapa vito"
"Gapapa ikut aja yuk"
***
Denisa ikut vito ke kafe lalu denisa gak pernah melihat vito sampai segitunya setelah itu denisa berkata...
***
"Ada apa sih bimo lagi"
"Iya dia,emang mau siapa lagi"
"Dia emang kenapa"
"Dia ganggu gua dan gua gak suka dia terus ganggu gua"
"Emang dia kenapa sama lu bingung gua"
"Iya dia ada di kantor gua,gua bingung bisa masuk darimana gua pecat juga tuh sekertaris gua"
"Iyaudah pecat aja kalau gak ganti posisinya,biar gua jadi sekertaris lu gimana"
"Beneran kerjaan sekertaris banyak loh ini bukan karena lu cemburu kan"
"Cemburu maksudnya gimana,gak ngerti"
"Iya lu mau jadi sekertaris gua bukan karena cemburu kan"
"Gaklah biar lu gak marah-marah dan gak malas di kantor gimana,mau gak kalau gamau ya gapapa gua juga gak masalah kok enak malah kerjaan gua yang sekarang santai dan gak harus lembur sama bos"
"Hmm maksudnya gimana"
"Lu pasti paham maksud gua"
"Masih gak paham emang yang lu maksud kayak gimana sih coba jelasin"
"Kalau gua jadi sekertaris lu bimo gak akan masuk,jadi lu gak akan terganggu udah paham belum maksud gua"
"Paham kok"
"Iyaudah jadi gimana"
"Nanti gua pikirin,makasih ya tawaranya tapi gua lebih senang kalau lu kuliah sih,jangan pikirin urusan gua,gua bisa sendiri kok gua gamau membebani lu"
"Makasih tapi gua gak ngerasa terbebani kok kan lu calon gua kenapa harus,merasa beban"
"Makasih ya denisa lu orang baik,karena itu gua gamau bebanin lu"
"Kebiasaan apa-apa di rangkul sendiri gak pernah di bagi senang ya kayak gitu"
"Bukan senang,cuman gamau lu repot aja emang salah ya"
"Salah gua gak suka"
"Kok marah"
"Marahlah lu gamau bagi beban lu sama gua,kalau di bagi kan jadi ringan"
"Lu gak seharusnya memikul beban gak penting buat lu,kalau beban yang bahagia gua mau paham gak"
"Hmm sekarang ngajarin gua dasar anak kecil,bos nyebelin"
"Kan emang seharusnya gua ngajarin lu kalau bukan gua,siapa lagi"
"Mama dan papa gua lah gimana sih"
"Mereka aja gamau lu dengar dan malah nangis mending gua apa mereka"
"Hmm diri sendiri sih"
"Ooo gitu yaudah deh kalau gitu"
"Udah minum,minumanya sama makan jangan bawel"
"Ok siap"
***
Denisa hanya senyum melihat vito karena untuk saat ini alasan dia senyum adalah vito gak lama sari menghubungi denisa...
***
"Denisa"
"Iya kenapa sari"
"Lagi di kafe gak"
"Iya ini kenapa tapi ada vito"
"Iyaudah gapapa gua ke sana ya"
"Tapi gua udah mau balik kantor,bentar gua tanya vito dulu ya"
***
Denisa berdiri dan melihat vito langsung menghampiri vito dan berbicara dengan vito...
***
"Vito abis ini balik lagi ke kantor gak"
"Gak kenapa,hari ini rapat di luar"
"Iyaudah kalau gitu mau ajak sari ke sini boleh kan"
"Boleh asal buat lu senang gak masalah buat gua,ok"
"Makasih"
"Sama-sama"
***
Denisa kembali ke tempat duduk setelah itu berbicara lagi dengan sari...
***
"Boleh sar datang aja,vito ada rapat di luar jadi gak balik kantor"
"Ok gua ke sana ya"
"Iya"
***
Sari pergi dari rumah denisa dan pamitan dengan papa dan mama denisa...
***
"Sari"
"Iya tante"
"Tante boleh minta bantuan kamu gak"
"Bantuan apa ya tante"
"Tante mau denisa kuliah,kamu bisa bujuk dia buat kuliah"
"Sari coba ya tante"
"Iya makasih ya sari,kamu mau kemana"
"Ke Kampus sih tante"
"Iyaudah kalau ketemu denisa coba bujuk dia ya"
"Iya tante,kalau gitu sari pamit dulu ya tante"
"Iya hati-hati kamu jangan suka tidur malam-malam itu mata panda kamu,semangkin melebar"
"Iya tante siap"
***
Sari pergi dari hadapan mama denisa dan langsung pergi menggunakan motornya dan sari mikir kenapa gamau kuliah di saat orangtuanya udah memberi izin padahal gapapa kalau dia pergi setelah itu sari sampai di kafe dan langsung membuka pintu kafe dan mencari denisa,eh dapat dan akhirnya sari duduk di depan denisa dan berkata...