Mentari pagi membuat elora yang tadi malam melewati angasa raya sekarang sudah sampai di perhutanan, cukup cepat saat ia balik ke hutan dari pada pergi menuju pantai. Angsa raksasanya mungkin sekarang sudah lelah, ia kemudian berinisiatif untuk mengelus angsanya yang mungkin saya kelelahan itu.
"Angsa maaf ya, kamu pasti lelah," ucap elora sambil mengelus tubuh angsa tersebut.
"Ngaok~!" ucap angsa tersebut seperti paham atas ucapan elora, namun elora yang tidak paham apa yang di katakana angsa tersebut.
Dedaunan, pepohonan dan bebukitan ia lalui dengan angsa ini gubuk nenek rose yang dalamnya ternyata tak sejelek yang ia kira dulu telah terlihat di matanya. di depan gubuk keluarlah kenza dan nenek rose yang melambaikan tanganya, elora membalas lambaian tangan nenek rose dan kenza.
"Nenek!" teriak elora dengan melambaikan tangan.