Ana izin ke kamar mandi karena dia ingin pipis, Sara mau mengantarnya tapi Ana bilang tidak usah di antar, Jadi kami melanjutkan mengobrol.
POV Ana
"Wah rumahnya sangat luas, kamar mandi saja seluas dan sebagus ini," ucapku dalam hati. Sepintas aku lihat rumah ini tidak terlihat berhantu, saking nyamannya kamar mandi ini aku jadi betah dan berlama di sini, sampai aku lupa dengan rumor rumah ini. Saat aku sedang bercermin keran tiba-tiba menyala dan gorden bergerak dengan sendirinya, saat aku menengok ke cermin ada seorang pria seumur Ayahku menyeringai dengan penuh darah di lehernya, aku langsung lari terbirit-birit dan mengajak pulang.
POV Nina
"Kamu kenapa Ana?" tanyaku.
"Barusan di kamar mandi," aku tergopoh-gopoh.
"Ada apa di kamar mandi?" tanya Sara.
"Kamu pasti melihat Hantu kan?" tanya Tasya.
"Iya aku melihat, ada pria seumur Ayahku berlumuran darah," jawab Ana.
"Aku juga sering melihatnya," ucap Tasya.
"Dia sangat seram, ayo kita pulang," ajak Ana.