Saat sedang belajar rasanya aku ingin segera selesai dan pergi ke rumah Dukun itu, Haris tampaknya melihat kegelisahanku, dia beberapa kali memanggilku tapi aku tidak mendengarnya. Sampai-sampai dia melemparku dengan tutup pulpen, itu membuatku kaget dan tersadar.
"Aw sakit," ucapku.
"Kamu memikirkan apa?" tanyanya.
"Setelah pulang anti aku akan pergi ke Dukun," jawabku.
"Mau apa kamu ke Dukun?" tanyanya lagi.
"Aku mau minta bantuan," jawabku.
"Aku kan sedang berusaha menolongmu," ucapnya.
"Iya tapi aku juga harus berusaha," ucapku.
Setelah pulang aku menunggu Ana di depan kelasnya karena dia belum keluar kelas, saat dia keluar aku mengajaknya untuk pergi ke rumah Dukun itu. Kami bergegas pergi ke sana, ternyata rumahnya memang tidak jauh, dan rumahnya tidak seperti yang aku pikirkan. Aku kira rumahnya akan sepi dan seram ternyata tidak, rumahnya tampak seperti rumah Warga yang lain, dan juga rumahnya tidak berjauhan degan rumah Warga lainnya.