Keesokannya Mamah membangunkanku dan dia menyuruhku untuk bersiap dan sarapan dulu, setelah sarapan kami berangkat tapi Ayah tidak ikut karena dia harus bertemu dengan Temannya untuk membicarakan bisnis. Perjalanan ke rumah Teman Mamah ternyata tidak lama, tempatnya juga tidak terpencil dan tidak ada hal yang mencurigakan. Kami turun dari mobil dan menghampiri salah satu rumah di sana, rumah berwarna putih biru dengan banyak bunga di halamannya.
"Tok! Tok! Tok!" Mamah mengetuk pintunya.
"Eh ayo masuk," Seorang pria seumur Ayahku menyuruh kami masuk.
"Iya terima kasih," kami masuk dan duduk.
"Ini anaknya," ucap Pria itu.
"Iya namanya Melisa," ucap Mamah.
"Tunggu sebentar ya," Pria itu pergi ke dapur.
