Chereads / Return of Fist Thunder / Chapter 16 - Kekuatan Mata Gayatri

Chapter 16 - Kekuatan Mata Gayatri

"Masih mau melanjutkannya Jinho?" Fist Thunder menepuk-nepukkan telapak tangan kanan dan kirinya, seperti membersihkan debu yang sempat menempel di telapan tangan.

Seorang lelaki paruh baya sekitar 40 tahunan itu pun bangun dari jatuhnya karena adu kekuatan yang baru saja dijalaninya. Dia tersenyum tanda ada kepuasan.

"Kamu pikir hanya segitu kemampuanku? Aku baru saja melihat alur kekuatanmu sehingga aku tak akan tertipu lagi olehmu."

"Kamu selalu saja bicara omong kosong. Sekarang maju dan keluarkan semua kemampuanmu, aku ingin melihat apakah kamu bisa menahan serangan pukulanku!" Fist Thunder kini kembali bersiaga dan mempersiapkan energi tipis di sekujur tubuhnya.

"Bersiaplah!" Jinho mundur dua langkah dan melebarkan rentangan kedua tangannya ke sisi masing – masing. Dia bersiap kembali, di depan kedua telapak tangannya muncul seperti portal kecil lingkaran hole magic.

Kedua tangan Jinho masuk ke masing-masing lubang energi tersebut. Jinho menarik sebuah senjata dari masing-masing lubang itu. Satu di tangan kanannya adalah seperti cambuk bercahaya dan terputus-putus. Tangan kirinya mengambil pedang energi yang menyala.

Fist Thunder melihat bahwa itu adalah energi yang kuat dan siap menerbangkan apapun yang ada di sekitarnya.

"Hari ini sepertinya adalah hari terbaik untuk melakukan terobosan pada ilmu bela diriku," begitu ucapan Fist Thunder sambil tersenyum kepada Jinho.

Jinho yang janggutnya pendek itu pun ikut tersenyum. Dia menggerakkan cambuk energi di tangan kanannya dan diangkat ke atas perputar-putar. Serta, tangan kirinya memegang pedang diangkatnya ujung pedang energi itu keatas.

Cahaya cambuk yang terputus-putus itu adalah bilah belati yang saling menyambung, seperti rantai yang saling menyambung. Namun, itu adalah belati – belati energi. Terus memanjang karena bermunculan demikian banyak dari hole sisi kanannya.

Energi bilah pisau terus seperti saling menyambung menggeliat ke atas serta berputar saking banyaknya, terus bermunculan dan berputar-putar mengitari pedang energi.

Jumlah bilah pisau energi itu sangat banyak dan bermunculan tanpa henti. Mengelilingi pedang energi yang diangkat ke atas. jumlahnya ribuan, tidak bahkan jutaan. Langit bahkan seolah dipenuhi bilah energi belati yang berputar-putar terus menerus bagaikan angin topan.

"Persiapkan dirimu Fist Thunder!"

Mata Jinho memerah dan menyala. Dia siap melakukan serangannya.

Fist Thunder tersenyum dan kepalan tangan kanannya diselimuti energi yang sangat berkilauan.

"Mari kita lihat siapa yang akan menang Jinho!"

Jinho menarik sedikit pedang di tangan kirinya ke belakang dan menghentakkannya, maka jutaan bilah rantai yang bersambung dan berputar itu maju seluruhnya menyerang Fist Thunder.

Fist Thunder memusatkan energi pada kepalan tangan kanannya, dia melompat keatas dan memukulkan kekuatan pukulannya di tanah.

Hiaaaatt!

Hiaaaaaat!

Keduanya saling berteriak melepaskan kekuatan mereka.

Duaarrr! Booommmm! Wusssshhhhh!

@@@

"Dia masih hidup dan menyuruh kami untuk mengikuti tes Pasukan Langit," suara lembut Gayatri mengagetkan lamunan Aji. Aji pun tersadar bahwa sahabatnya itu masih hidup. Namun saat perang besar dahulu, dia tak ikut mungkin karena sesuatu hal dan dia tak bisa menemukannya.

Mendengar kalau dia masih hidup, Aji pun tersenyum.

"Apakah kamu mengenal guru kami?" Lao penasaran karena Aji sempat tersenyum begitu mendengar kalau gurunya itu masih hidup.

Aji tersenyum menatap Lao, "Apakah gurumu itu masih mengenakan gelang berukiran naga di pergelangan tangan kanannya?"

Lao dan Gayatri pun kaget mendengar penjelasan Aji, hal itu membuktikan kalau Aji pernah bertemu dengan guru mereka. Tapi kapan waktunya? Bukankah selama ini mereka terus bersamanya bahkan hingga 15 tahun lamanya.

"Tidak usah banyak berpikir, dulu aku pernah bertemu dengannya dan itu hanya sebentar saja. Mungkin, suatu hari aku juga akan bertemu dengannya lagi. Ayo sekarang makanlah sebelum makanan kalian dingin."

Aji mengalihkan pembicaraan soal Jinho, mungkin kini dia sudah sangat tua. Lao dan Gayatri pun mengangguk dan meneruskan makan mereka. Gayatri sendiri selalu tampil penuh misteri dengan tudung kepalanya, Aji hanya melihat mata indah milik Gayatri dengan warna kehijauan indah.

Kini, mereka lebih fokus kepada ujian esok hari. Belum pasti apa yang akan menimpa pada ujian kedua kali ini. Tentu saja, hal itu pasti lebih berat daripada tes pertama karena tes pertama hanyalah tutorial semata.

Gayatri merasakan energi Aji memang tipis dan biasa, namun orang yang bisa mementalkan kotak baja seberat itu dan juga di samping harus menahan dan menembus Array tingkat 8, maka Aji pasti bukanlah orang biasa.

Gayatri melihat melalui matanya yang hijau itu, itu adalah salah satu keahliannya. Matanya itu memiliki kekuatan seperti kekuatan yang bisa melihat energi seseorang dari dalamnya. Saat dia memfokuskan matanya pada tubuh Aji, dia melihat seluruh organnya, semuanya seolah berisi energi internal.

Gayatri dapat melihat kekuatan seseorang dengan matanya. Dia memang fokus latihan pada gelombang retina pada matanya. Hal itu juga diarahkan oleh Jinho, saat melihat orang biasa maka dia akan melihat arah serangan pada energi orang tersebut. Semisal dia akan menendang, melempar atau meninju. Mata Gayatri melihat dimana letak energi yang paling pekat maka di situlah insting lawan akan menyerang.

Misalnya dia akan melancarkan serangan jarak jauh, maka energi itu akan terlihat dari tangannya dan energi itu siap dilepaskan.

Namun, saat melihat Aji. Dia tak bisa memprediksi bagaimana serangannya akan dimulai. Aji, seluruh tubuh dan organ yang transparan dilihat oleh Gayatri, seluruh tubuhnya memiliki energi secara proporsional.

Jika tak salah menebak. Gayatri melihat pada diri Aji, bahwa Aji ini adalah orang yang sudah dapat bersatu dengan energi internalnya.

Aji tidak perlu mempersiapkan gerakan, memfokuskan energi pada satu titik, atau tidak perlu mempersiapkan mengumpulkan energi saat menyerang.

Aji hanya butuh gerakan mendadak dan itu sudah sangat besar. Gayatri melihat potensi Aji, maka dia meminta Kakaknya, Lao untuk mendekati Aji dan mengajaknya bekerjasama ketika ada tes dan apapun di depan mereka nanti.

Lao sendiri yakin akan kemampuan adiknya tersebut karena memang dia berlatih sangat lama untuk bermeditasi dan memperkuat penglihatan matanya yang tajam untuk melihat sumber energi seseorang.

Ada satu hal lagi yang diketahui Gayatri dan tak diceritakan pada Kakaknya, Lao. Hal itu adalah asumsinya, bahwa Aji adalah orang yang telah menggunakan seluruh usianya untuk berlatih dan menyatu dengan alam.

Bahkan, Aji diasumsikan oleh Gayatri menjadi sosok yang tidak bisa diprediksi apa kemampuannya sebenarnya. Gayatri dapat menebak seseorang, apakah dia seorang Warrior sejati, assasin, penyihir, atau bahkan support atau pengguna pedang.

Spesifikasi itu terlihat dari warna energi, sedangkan Aji memiliki warna yang seperti pelangi. Mungkin, ada orang yang bisa menggunakan dua energi dan melatihnya. Mereka disebut kemampuan quadra. Misalkan dia adalah penyihir dan swordman, pengguna pedang juga penyihir. Dia disebut magic swordman. Warnanya adalah perpaduan dua warna.

Untuk Aji, warna pelangi mengidentifikasi bahwa mungkin saja, Dia adalah seorang yang menguasai banyak kekuatan.

Namun yang mengherankan, warna pelangi energi Aji, semuanya stabil. Gayatri belum dapat memastikan kekuatan apa itu, dia baru mengetahui ada orang seperti Aji.