Di tengah ramainya orang di Terminal Sirkeci Istanbul, perempuan bercelana jins biru gelap model pensil dengan atasan kaos berlengan panjang yang longgar dan menutupi hingga ke pinggang berwarna ungu pucat terlihat sibuk dengan lawan bicaranya di seberang telepon.
"Halo, Bang Hanan? Iya, adik Abang ini masih di Istana Topkapi."
'Kamu masih di Topkapi?'
"Iya, masih di Topkapi. Hana kan udah bilang kalau akan lama perginya. Hana akan terbang sampai ke rumah Ali Bey agak malam. Sama Mas Dharma kij, Bang."
'Hasna sudah menunggu dar tadi.'
"Ya, dan dia menunggu di dalam kamarnya, bukan di jalanan, 'kan, Bang?"
'Sudahlah. Abang pikir Hana sudah di rumah Ali Osman sana Halime juga. Berarti nanti malam saja Abang jemput.'
"Kenapa Abang? Memangnya kenapa kalo Mas Dharma yang antar?"
'Kamu cuma nurut aja kok susah ya, Dek.'
"Iya, iya! Galak amat sih jadi orang."