Dharma segera meninggalkan Turki dan kembali ke Indonesia, tetapi tanpa memberitahu pada orangtuanya. Hanya Deva dan Hanan yang mengetahui rencana ini.
Di dalam pesawat, secara acak dia mengingat kenangan tiga tahun lalu, ketika di pesta resepsi pernikahan Deva dan Maya yang diadakan di Turki. Sebenarnya dia ingin juga berbuat demikian bersama Hana, tetapi belum ada kesempatan. Mengingat Hana, tangan Dharma mengepal. Dia benar-benrar merasa sangat bersalah karena teledor dalam membaca situasi. Hubungan penuh drama mereka kini akan ... lebih dramatis lagi, mungkin.
"Maaf, Mas. Nama Mas siapa ya?" Seorang perempuan sekitar usia tiga puluhan menanyai nama Dharma.
Lelaki itu mengernyit. Pertanyaan itu memang terdengar sepele, tetapi agak aneh langsung menanyakan nama tanpa berbasa-basi dahulu, untuk jenis orang Indonesia. Keduanya adalah orang Indonesia. Baik yang ditanya, maupun yang bertanya.