Aaron tersenyum lebar, saat melihat wajah ketakutan yang nampak begitu jelas dalam wajah Renata. Dan karena memang, tujuan laki-laki itu ada di sini, ya memang untuk membuat sosok gadis yang ada di depannya sekarang itu takut dan takluk di bawah kakinya.
"Ke—kenapa kau ada di sini? Aku sudah mengunci pintu rumahku, tapi kenapa kau bisa masuk ke sini?"
Renata melontarkan pertanyaan itu dengan nada suaranya yang terdengar gemetar dan ekspresi wajahnya yang terlihat memerah, karena merasa begitu ketakutan.
"Jangankan pintu rumah ini, aku bahkan bisa membakar rumah ini dengan mudah, Renata. Tapi sayangnya aku tidak mau melakukan hal itu, karena selain harga diri, kau hanya memiliki rumah ini sebagai milikmu bukan?" jawab Aaron, sembari melangkahkan kakinya lebih dalam memasuki area kamar milik Renata itu.
Melihat itu, Renata pun langsung memundurkan langkahnya, hingga punggungnya benar-benar menempel pada dinding kamar yang ada di belakang tubuhnya.
