Saat Pangeran Kenzi mendekatinya, jelas hal itu membuat Zian mundur beberapa langkah ke belakang, tanpa langkah terakhir terhenti tembok.
Tak disangka pangeran hanya menutup pintu saja, karet masih terbuka akibat ulah Zian yang masuk tiba-tiba dan setelah itu pangeran kembali merapikan diri dan memakai baju.
"Aku kira dia mau apa, duh kenapa jadi deg degan begini. Dia sudah biasa melakukan seperti itu. Mendekat tiba-tiba untuk melakukan hal yang diluar dugaan," batin Zian yang hampir saja jantungan karena melihat pangeran yang mendekatinya saat tidak memakai baju.
Zian hanya bisa diam mematung melihat pangeran, hingga pangeran Kenzi yang merasa tidak nyaman menegur Zian.
"Mau sampai kapan kau terdiam di situ, hari semakin malam, apa kau tidak Pergi mandi?" tanya Pangeran membuat Zian kaget.
Tanpa pikir panjang Zian langsung Pergi berjalan ke kamar mandi, karena dia juga merasa canggung jika terus menatap pangeran dan itulah yang membuat Zian menghindar.
"Andai saja tidak ada luka di tubuh pangeran pasti ia terlihat sangat tampan dan sempurna, Duh….. apa yang aku pikirkan. Pangeran dingin dan tidak banyak bicara seperti dia mana mungkin bisa jadi sempurna. Kenapa aku harus terjebak dalam situasi ini. Aghhh …. memusingkan sekali. Aku ingin mendukungnya tapi sangat sulit untuk bisa memahami pangeran Kenzi, namanya saja aku baru tahu. Apalagi untuk dekat dengan nya pasti akan sulit," batin Zian yang asih dengan pemikirannya sendiri sebelum ia mandi.
Melihat Zian yang hanya berdiri di depan kamar mandi sambil melamun membuat pangeran memperhatikannya dari jauh.
"Apa yang sebenarnya sedang dia lakukan, aku menyuruhnya mandi. Dia hanya berdiam diri dan melamun di depan kamar mandi. Makin hari makin terlihat aneh. Aku melihatnya jadi sering melamun, apa dia begitu tidak suka menikah denganku," batin Pangeran yang saat itu memperhatikan istri kecilnya yang terlihat aneh dan sering melamun.
"Apa yang sedang kau pikirkan, kau tidak mau mandi?" tanya Pangeran dari belakan dan jelas membuyarkan lamunan Zian.
Zian kaget dan berbalik ke arah suara yang begitu dekat dengannya, saat berbalik hanya terlihat dada kekar dan bidang milik pangeran yang sudah berpakaian rapi.
"Kenapa ia begitu dekat, membuatku kaget saja dan jadi salah tingkah," batin Zian merasa canggung dan segera balim untuk masuk ke kamar mandi.
"Aku akan segera mandi," jawab Zian pelan sambil melangkah masuk ke kamar mandi.
Pangeran melihat itu pun tersenyum, serasa melihat seorang anak kecil yang ketakutan saat disuruh mandi oleh orang tuanya.
"Ada-ada saja Putri Zian, makin hari makin aneh saja. Apa ia benar-benar hilang ingatan," batin Pangeran Kezin yang sedang mengawasi gerak-gerik Putri Zian.
Karena merasa jika sang Putri selama ini membencinya, tapi baru beberapa hari bersama sang putri ia terlihat begitu berbeda, hingga membuat pangeran juga merasa jika Putri Zian sudah berubah. Entah karena dia benar-benar lupa ingatan atau memang sengaja bersikap aneh karena tidak menyetujui pernikahannya itu.
Hal itulah yang membuat pangeran bingung dan masih mencari tahu kebenaran.
Kamar mandi berukuran kecil yang terbuat dari kayu dan hanya ada sekat pembatas dinding kayu. Benar-benar tempat yang sangat berbeda dengan Zaman modern tapi Zian sudah terbiasa akan hal itu.
"Kenapa tubuh pangeran Kenzi penuh dengan luka? jadi begitu mengerikan, sebuah peperangan hingga benar-benar mengerti, tubuhnya hampir penuh dengan bekas sayatan pedang, seperti itu dibukanya saja juga sudah kelihatan sangat mengerikan. Apalagi itu aja walaupun terlihat sangat kekar, tapi luka bekas sayatan, itu benar-benar membuatku tercengang saat itu," batin Zian sambil membersihkan diri memikirkan Pangeran Kenzi yang penuh bekas luka.
Setelah selesai mandi Zian baru sadar tak membawa baju ganti, tadi ia langsung ke tempat mandi lupa tidak membawa apapun.
"Wah bagaimana ini, bahkan aku tidak bisa memakai bajuku lagi. Aku sudah terbiasa di bantu Aida. Lalu bagaimana aku keluar," batin Zian bingung yang akhirnya mondar-mandir dan tidak berani keluar.
Zian yang masuk ke kamar mandi tanpa persiapan apapun, dia yang tidak membawa baju ganti dan kain kering pun bingung harus menggunakan apa, baju yang ia pakai juga tidak mudah untuk dipakai lagi, apa lagi sudah digunakan seharian penuh dan sudah terkena air. Kalau saja pangeran tapi tidak ada di kamar mungin Zian akan meminta bantuan Aida seperti biasa.
Tapi sayang pangeran yang sudah berada di kamar lebih dulu membuat Zian tidak bisa melakukan apa-apa, apalagi pangeran yang menyuruhnya untuk membersihkan diri dan mandi. Benar-benar situasi yang canggung dan membuat Zian bingung.
"Ah sial. Apa yang harus aku lakukan, aku tidak mungkin keluar tanpa baju," batin Zian kesal pada dirinya sendiri yang melakukan kesalahan dengan tidak mempertimbangkan apa yang dibawa saat mandi.
Dia yang langsung masuk begitu saja kamar mandi jelas tidak memikirkan baju ganti. Apalagi melihat pangeran Kenzi saat itu benar-benar membuat Zian lupa.
Pangeran yang sedang beristirahat di kamar juga merasa aneh dengan Putri Zian yang tidak kunjung selesai.
"Kenapa Putri mandinya begitu lama, dari sore hari hingga malam masih belum keluar. Aku baru kali ini tahu jika ada orang mandi selama ini," batin Pangeran Kenzi yang mengira jika Putri memang mandinya lama.
Jadi pangeran hanya diam saja dan tidak mencoba memanggil, sedangkan Zian bingung tidak bisa keluar karena tidak membawa baju ganti.
Tapi setelah dirasa jika makin tidak wajar jika Putri berada lama di kamar mandi, pangeran yang mulai khawatir pun bangkit dan ingin bertanya kondisi Pitri Zian, tapi ia urungkan karena jelas mereka tidak dekat.
Pangeran pun kembali duduk, tapi tetap saja ia khawatir, mau bertanya juga dia urungkan.
Akhirnya hanya diam sambil memandangi. Pintu kamar mandi berharap Putri cepat keluar dari sana.
"Aku tidak pernah merasa segelisah ini, apa yang sedang dilakukan oleh Putri Zian hingga ia tidak keluar dari sana," batin pangeran dalam ruang kamar yang hening dan tidak berani mengecek masuk ke kamar mandi walau sudah cukup lama Putri Zian belum keluar.
Zian yang sudah tidak tahan lagi dan bingung akan berbuat apa, akhirnya terpaksa meminta bantuan pangeran Karena dia juga merasa kedinginan.
"Pangeran maaf, bisa tolong aku," kata Zian meminta tolong dari balik dinding kayu yang membatasi mereka membuat pangeran kaget.
Dia yang khawatir dengan Putri karena mandi terlalu lama, akhir mendengar suara Putri Zian pun tanpa pikir panjang langsung langsung ke kamar mandi, dia takut kalau putri Zian terluka.
Pangeran kaget sekaligus lega karena melihat Zian tidak terluka dan dalam kondisi baik-baik saja.
Jelas saat melihat pangeran membuat Zian kaget dan berteriak.
"Ah—!" suara Zian yang tertahan karena tangan pangeran.