"Aku kira aku datang ke dunia lain agar bisa hidup bebas, tapi tidak kusangka, aku harus mengahadapi masalah serumit ini, untuk apa aku menikah tanpa cinta dan untuk apa aku ada di dunia ini kalau aku sudah mati, kenapa aku harus menggantikan hidup sang Putri ini," batin Zian masih belum bisa menerima kenyataan.
Jika dirinya harus berada di dalam tubuh seorang Putri, yang memilik banyak masalah tidak seharunya ia berada di sana dan menghadapi banyak masalah.
Padahal harapan terakhir Zian saat ia menghadapi kematian, ingin hidup bebas tanpa masalah setelah kehidupannya begitu berat, dan sekarang ia tidak bisa hidup bebas, kehidupannya membuat ia semakin memilik banyak masalah, di saat ia belum mengenal tempatnya sekarang ia harus dihadapkan dengan pernikahan yang tidak ia inginkan.
"Kalau itu memang sudah keputusan, aku akan kabur saat acara pernikahan nanti bukannya itu lebih baik, dari pada haru menikah dengan pengeran yang sudah terkenal kejam, belum tentu nyawaku akan selamat," kata Zian yang memiliki rencana untuk kabur saat hari pernikahannya karena tidak mungkin ia menolak perintah Raja.
Setelah Zian menikah nanti tentu saja ia akan di bawa ke kerajaan lain bersama pangeran, di saat itulah ia akan melarikan diri saat berada di perjalanan jadi tidak mungkin Raja akan marah, ia juga ingin membuat perencanaan yang benar-benar matang agar ia bisa terhindar dari pernikahan yang tidak ia inginkan.
"Apa putri akan melarikan diri!" kata Aida kaget dengan rencana dari sang Putri tanpa ia sadar Raja yang mengetahui Putrinya siuman datang ke kamar dan mendengar itu semua.
"Siapa Yang Akan Melarikan diri!" bentak sang Raja penuh dengan amarah.
"Maaf, Ayah. Bukan maksudku berkata seperti itu aku hanya becanda dengan Aida," kata Zian mencoba menenangkan amarah dari sang Raja.
Raja yang mendengarkan penjelasan dari Zian pun mulai meredakan amarahnya.
"Putriku, Ayah tahu jika kau tidak menyetujui pernikahan ini. Tapi ayah sudah janji akan menikahkan mu, setelah kekalahan perang sepuluh tahun lalu, yang membuat Ayah harus mematuhi perintah dari Raja Aozora.
Ayah tidak memiliki seorang Putri kecuali kamu yang merupakan Putri satu-satunya. Demi kerajaan kita, Ayah harap kamu mau menerima pernikahan ini." Raja menjelaskan permasalahan yang membuat kerajaan Azera tidak bisa menolak pernikahan itu.
Zian tahu dan paham jika ia sudah tidak bisa lari lagi, di saat semua sudah ditentukan, membuat ia harus bisa bertahan.
"Baik Ayah, aku mencoba yang terbaik untuk mempertahankan kerajaan," kata Zian yang pada akhirnya tidak bisa menolak perintah dari sang Raja.
Sang Raja memeluk Zian dengan erat karena mendengar jawaban dari putrinya, yang tidak melawan dan memilih untuk menuruti permintaan Sang Raja. Padahal sebelum Zian selalu menolak dan tidak mau menikah, tapi setelah mendengar penjelasan sang Raja, Zian merubah keputusannya.
Kabar gembira itu membuat semua orang yang ada di kerajaan menyiapkan acara pesta pernikahan, yang meriah setelah mendengar keputusan dari Putri Zian yang setuju untuk menikah.
"Kenapa putri setuju begitu saja," keluh Aida yabg tidak menyangka jawaban dari sang putri yang begitu cepat menyetujui pernikahan itu.
"Aku tidak bisa menolak setelah melihat dan mendengarkan penjelasan dari Ayah." Zian yang belum pernah merasakan kasih sayang seorang Ayah merasa senang bisa menuruti perkataan sang Raja.
Aida merasa aneh dengan perubahan sikap sang Putri, putri Zian yang dulu menolak mati-matian pernikahan itu, bahkan rela memilih untuk mati dari pada menikah dengan pangeran kedua.
Tapi sekarang dengan mudah dan tanpa beban langsung mengiyakan permintaan pernikahan tersebut, jelas hal itu memebuat Aida mulai curiga dengan perubahan sikap sang Putri.
Walau dari awal Zian sudah menjelaskan jika ia tidak ingat apapun, tapi perubahan sikap itu justru memebuat Aida merasa aneh.
Aida yang sudah lama melayani sang Putri dan bahakan tahu sifat putri yang keras kepala, sekarang berubah 360 derajat.
"Tapi Pangeran itu kejam dan bahkan di wajahnya banyak sekali luka sayatan pedang hingga yang memandangnya juga akan merasa ngeri," kata Aida yang menjelaskan pada sang Putri agar ia tidak menyesali keputusannya itu.
"Benarkah, aku bahkan lupa bagaimana wajahnya, lalu aku harus bagaimana aku sudah membuat keputusan dan tidak mungkin keputusan tersebut aku tarik kembali, apalagi aku juga tidak diberikan kesempatan untuk menolak," kata Zian yang tahu jika ia tidak mungkin menolak.
Raja pasti akan mempertahankan kerajaannya dari pada harus menuruti Putrinya, karena banyak yang harus dikorbankan jika ia menolak keputusan tersebut.
"Ya mau bagaimana lagi, semoga kabar tentang kekejaman sang Pangeran tidak benar," kata Aida mencoba mendinginkan situasi.
"Aku harap juga begitu, kau tahu sendiri aku lupa ingatan mana aku ingat bagaimana wajahnya dan bagaiman dia, jadi daripada harus perang biar aku saja yang berkorban," kata Zian yang pada akhirnya tidak bisa melakukan apapun selain menurut.
"Apa rasa cinta putri pada Pangeran pertama juga sudah hilang?" tanya Aida yang jelas membuat Zian kaget dan tidak tahu jika Putri selama ini memiliki hubungan dengan pangeran pertama.
"Tapi kenapa Putri dijodohkan dengan pangeran kedua?" pertanyaan muncul di benak Zian yang mana ia tidak tahu-menahu tentang hubungan Putri dengan pangeran pertama.
"Aku sudah bilang dari awal kalau aku lupa semua, jadi aku juga lupa jika aku dekat dengan pangeran pertama, coba kau ceritakan padaku, sejauh mana hubunganku dengannya?" tanya Zian yang mencoba mencari tahu tentang hubungan putri dan Pangeran pertama.
"Putri sudah lama menjalin hubungan dengan pangeran pertama, bahkan putri sering cerita setiap malam tentang ketampanan Pangeran pertama, tentang kehebatannya berkuda, dan kehebatan Pangeran pertama saat berburu. Padahal putri sering menceritakan hal itu, apa putri lupa juga tentang itu?" tanya Aida yang merasa penyakit putri ternyata parah.
Putri Zian yang benar-benar kehilangan ingatannya, karena yang ada di dalam tubuh Putri bukanlah putri yang sebenarnya.
Masalah semakin bertambah rumit saat Zian tahu jika Putri jatuh cinta pada Pangeran pertama dan lamaran yang datang dari kerajaan Aozora adalah Pangeran kedua.
"Lalu apa sekarang aku masih berhubungan dengannya?" tanya Zian mencoba mencari tahu tentang hubungan Putri dan Pangeran pertama.
Aida menunjukan ekspresi yang tidak bisa ditebak oleh Zian, hal itu memebuatnya makin penasaran dengan hubungan percintaan sang Putri.
Yang mana Zian tidak tahu sama sekali tentang Pangeran Pertama, jika bukan Aida yang memberitahunya mungkin ia selamanya tidak akan tahu jika selama ini Putri menyukai Pangeran pertama.
Semakin Zian tahu tentang sang putri semakin ia tidak mengerti dengan keadaannya sekarang, lalu bagaimana jika ia menikah nanti tentu saja akan bertemu dengan Pangeran pertama.
"Aku makin tidak mengerti dengan permasalahan ini," batin Zian yang makin gelisah.