Air mata Viviene kembali menitik, berharap keajaiban itu itu ada, di mana Chris akan kembali padanya dan memeluknya erat. Berharap pria itu menjangkaunya, dan membawanya pergi. Mewujudkan impian mereka untuk hidup bersama di satu tempat yang indah tak berpenghuni. Dan hanya ada mereka di sana. Ia benar-benar merindukan pria itu hingga tak tahu cara untuk berhenti.
Ruagan terlihat masih cukup gelap, ketika ia membuka mata dan mengawasi sekeliling. Ia sedang berada di dalam kamarnya sekarang, entah bagaimana ia bisa terbaring di tempat tidurnya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh juga piyama yang ia pakai. Sedang yang ia ingat, ia tiba-tiba terjatuh di halaman rumahnya setelah Chris meninggalkannya.
"Apa tuan Anthony akhirnya menyusulku kemari?" pikir Viviene yang masih merasakan pening di kepala. Ia bahkan bisa mencium aroma masakan yang berasal dari pantry. Aroma masakan yang tak asing, bahkan sering ia makan dulu.