Laras menghela napas lelah. Ia baru saja tiba di rumah pukul sebelas malam sebab Satya dan Widia terus menahannya. Sebenarnya, Laras bisa saja meminta Panji agar bisa membuatnya cepat pulang, tapi rasanya tidak enak karena Panji baru saja menutup matanya saat Laras berpamitan untuk pulang.
"Laras?! Kamu belum tidur kan?" Sedang asyik rebahan, Yuni malah datang dengan paper bag besar di tangannya. Melihat hal itu, Laras jadi curiga. Karena terakhir kali Yuni memberikannya paper bag malah berisi gaun untuk pertemuan keluarga.
"Belum, kenapa?"
"Ini." Yuni sedikit melemparkan paper bag itu agar ditangkap oleh Laras.
"Apa ini?" Laras tak langsung membukanya.
"Buka saja," titah Yuni.
Laras menurutinya, ia membuka paper bag itu lebar-lebar. Benar saja dugaannya, kalau di dalamnya terdapat sebuah baju, lengkap dengan sepatu heels juga clutch. "Ini untuk apa lagi?" tanya Laras dengan nada malas.