Gina menghela napas lelah. Sedari tadi yang dia lakukan hanyalah membuka salah satu laman web untuk mendapatkan informasi pekerjaan yang bisa dilamar. Sudah banyak yang dicatat untuk dikirimi dokumen persyaratan, namun pikiran Gina masih tertuju pada satu nama.
Panji.
Sedang apa kiranya laki-laki itu sekarang? Apakah dia sudah sarapan? Siapa yang membuatkannya kopi tanpa gula? Lantas, apakah Panji sudah bisa memastikan bahan presentasi untuk proyek besarnya bulan ini?
Haruskah Gina pergi ke kantor untuk menunjukkan letak file bahan presentasi pada Panji?
Ah, sial!
Baru sehari tidak bekerja, rasanya hari-hari Gina sudah kacau. Apalagi ke depan nanti. Gina takut depresi kemudian dia harus bergantung lagi pada pil-pil kuning sialan itu. Tidak, Gina tidak mau.
Beranjak dari kursi, Gina berdiri untuk mematut dirinya di depan cermin besar yang bisa menampakkan seluruh tubuhnya.
"Aku cantik kan?" tanyanya pada cermin besar di hadapan.