Ketika Laras duduk berdampingan pada kursi tunggu, beberapa orang memperhatikan keduanya. Apalagi para ibu-ibu hamil yang terus melirik Panji dan Laras secara bergantian. Mungkin mereka berpikiran bahwa mereka berdua adalah pasangan yang menikah muda berdasarkan cinta. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya.
Memang benar kalau Laras telah jatuh cinta pada Panji. Namun, sebesar apapun rasa cintanya, tetap saja kalah dengan rasa yang masih disimpan rapat dalam kotak kenangan untuk seorang laki-laki pengecut bernama Randi.
Jika diingatkan kalau anak yang ada di kandungan Laras bukanlah darah daging Panji, hati Laras jadi sakit. Baru-baru ini dia menyadari bahwa banyak sekali yang Panji korbankan hanya untuk bersanding dengannya. Dari mulai karir, perasaan, juga banyak penyampaian yang sudah laki-laki itu miliki harus lenyap dan sia-sia karena menikah dengan seorang perempuan yang hamil di luar nikah.
"Atas nama Laras??"