Selepas kepergian Panji, yang Laras rasakan adalah hampa. Seolah ada sebagian dari dirinya yang hilang. Entah apa itu, mungkin sepotong hati atau separuh napasnya. Oh, atau mungkin Laras mulai ketergantungan terhadap Panji? Sama seperti yang pernah ia rasakan ketika Randi mulai masuk ke hidupnya. Kalau memang benar, harusnya Laras bersyukur. Karena sebentar lagi, rasa cinta yang ia miliki untuk Randi, akan beralih untuk Panji.
Tapi, Laras takut. Takut akan resiko atas keputusan besar yang ia ambil.
Bagaimana jika setelah menikah Panji malah bersikap kasar padanya? Tidak selembut ketika mereka sebelum menikah? Atau bagaimana jika Widia dan Satya akan terus mencemoohnya karena mengandung anak yang bukan darah daging Panji?
Banyak sekali ketakutan yang Laras rasakan. Sampai rasanya, ia tidak berniat untuk mengambil keputusan. Bolehkah jika semuanya begini saja selamanya?