"Apa kamu bilang? Kamu bilang apa tadi? Ovarium Laras diangkat satu? Maksudnya sekarang dia cuma punya satu ovarium?!" Widia mengguncang keras pundak Panji yang terasa lemas.
Panji mengangguk. "Iya, Mah. Dokter bilang begitu tadi."
Widia menggeleng. Dia segera mengusir habis bayangan-bayangan buruk yang kemungkinan akan terjadi setelah ini. Tidak mungkin Laras hanya memiliki satu ovarium saja. Karena sewajarnya, wanita perlu dua ovarium agar bisa dibilang normal dan mudah untuk hamil. Jangankan hanya satu ovarium, wanita dengan dua ovarium yang lengkap saja kadang masih sulit untuk memiliki keturunan.
"Terus kenapa kamu di sini sekarang? Laras di mana? Kamu tinggalin dia sendirian di saat-saat kayak gini, Panji?! Astaga, Mamah nggak habis pikir sama jalan pikiran kamu." Widia mengusap dahinya saat merasa keringat akan menetes dari sana.
"Kata dokter, Laras akan sadar satu sampai dua jam ke depan karena efek obat."