Laras kecelakaan.
Dia jadi korban tabrak lari tepat di sisi jalan dari perusahaan. Dan Panji ada di sana, melihatnya sendiri. Bagaimana tubuh Laras terpental jauh hingga akhirnya tergeletak di atas jalan raya setelah sebelumnya terguling beberapa kali.
Otak Panji rasanya tidak berfungsi lagi. Yang dia lakukan hanya diam sembari menatap kosong tembok putih di depannya. Bisik-bisik dari beberapa teman Laras hanya dianggap sebagai teman sepi setelah Laras masuk ke dalam UGD.
Panik bercampur takut. Ingin menangis tapi tidak ada waktu. Mungkin begitulah rasanya ketika Panji harus mengangkat sendiri tubuh Laras yang berlumuran darah ke dalam mobilnya. Wajah Laras yang cantik itu tertutupi darah, apalagi di bagian keningnya. Panji tidak tahu betapa sakit yang Laras rasakan sekarang. Namun yang ia tahu, itu pasti sangat sakit sekali.