"Asal kamu tahu, Ran. Demi Tuhan, aku nggak akan pernah bisa lupain gitu aja seberapa banyak kesalahan kamu ke aku. Dari mulai kamu yang menuai rasa sampai aku jatuh cinta setengah mati, rusak tubuh aku, masa depan aku sampai kamu juga buat aku kehilangan calon anakku sendiri. Dan kamu masih berani bandingin semua yang aku rasain dengan perusahaan kamu itu?! Otak kamu di mana?!!" Laras bertanya dengan menggebu. Setelah sekian lama dia berusaha mengurai benang kusut di dalam kepalanya, hingga sekarang ia bisa mengeluarkan semuanya dalam bentuk kalimat tanya penuh amarah.