Pagi hari setelah Laras tertidur nyenyak, Panji bangun terlebih dahulu. Ditelisiknya wajah ayu sang istri dalam waktu yang cukup lama. Mereka masih tidur berdua, di atas satu ranjang yang sama dan selimut yang sama pula. Namun, tidak ada interaksi di antara keduanya. Jangankan kontak fisik, sekedar ucapan selamat malam atau selamat tidur saja tidak ada.
Ada sebagian dari hati Panji yang hilang. Dia merindukan bagaimana tubuh kecil itu meringkuk dan meminta dipeluk. Aroma strawberry dari rambut Laras juga aroma vanilla yang menguar dari sabun yang perempuan itu kenakan. Semuanya terlalu berbekas di benak Panji. Sampai-sampai dia harus memukul kepalanya berkali-kali agar sadar dan segera bergegas. Jika tidak, mungkin Panji sudah merengkuh erat tubuh Laras. Membawanya dalam peluk hangat dalam durasi waktu yang lama.