Pagi ini udara sangat dingin dan langit tampak berawan tidak seperti hari-hari biasanya yang setiap pagi selalu cerah. Kegiatan hari ini cukup padat karena sepertinya tidak akan ada waktu untuk aku beristirahat. Karena pagi ini di sekolah di adakan gerak jalan yang di haruskan berangkat lebih pagi dari biasanya. "astaga sudah pagi saja padahal aku masih mengantuk" ucap aku sendiri ketika bangun tidur. Setelah itu aku langsung mandi untuk persiapan berangkat sekolah. Sebelum berangkat ibu aku memberi pesan "jangan lupa pakai jaket dan bawa bekalnya untuk di tempat olahraga nanti" ucap ibu. "Baik Bu sudah saya masukkan kedalam tas semua" jawab aku. Setelah itu aku langsung berangkat sekolah di antar ayah.
Sesampainya di sekolah teman-teman aku sudah menunggu di gerbang sekolah. Dan salah satu menyapa aku "Talitha sini kumpul di sini dulu sambil menunggu bus" ucapnya. "Oke aku duduk di sini ya" jawab aku. Kami bersama mengobrol sambil menunggu bus datang. Tidak lama kemudian bus datang dan kami langsung naik ke dalam bus yang telah di tentukan. "Ayo cepat duduk di tempat masing-masing supaya bus juga cepat jalan" ucap salah satu guru.
Setelah sampai di lapangan olahraga yang di tentukan kami langsung sibuk dengan kegiatan olahraga masing-masing. "Aulia olahraga apa yang akan kamu lakukan hari ini?" tanya aku kepada salah satu teman. "Ini Talitha aku akan berolahraga lompat jauh di pasir itu" jawabnya sambil menunjuk tumpukan pasir. "Baiklah semangat Aulia" ucap aku. Setelah itu aku pergi ke salah satu lapangan basket di sana aku memilih untuk bergabung bermain basket. "Permisi putri apakah aku boleh ikut bergabung bermain basket di tim kamu?" Tanya aku. "Boleh Talitha silahkan 10 menit lagi pertandingan akan kita mulai" jawab putri. Aku menjawab "baiklah" dan langsung bersiap-siap.
Pertandingan di mulai aku langsung bersiap menjadi center di tim ini. Kami bermain basket bersama hingga tidak terasa hari sudah mulai sore dan guru kami sudah memberikan peringatan untuk langsung berganti pakaian dan segera makan karena sehabis ashar kami akan pulang. Setelah itu aku langsung mandi dan berganti pakaian. Di kamar mandi aku sempat kaget karena aku melihat ada Marissa di sana, padahal dia kita telah berpisah sekolah. Tetapi tidak terlalu aku pikirkan karena aku juga tidak terlalu memperhatikannya. Setelah mandi aku langsung makan bekal yang telah di bawakan oleh ibu. Aku juga menawarkan makanan aku kepada teman-teman. "Mau minta makanan aku tidak?" Tanya aku. "Aku mau Talitha aku satu ya" jawab teman-teman aku. Aku cukup senang memiliki teman yang menyenangkan.
Setelah selesai makan kami langsung mengemasi barang dan kembali ke bus untuk perjalanan pulang. Di dalam bus rasanya badan sudah lemas dan tidak berdaya seperti ingin tidur lelap. Perjalanan sekitar 2 jam dan akhirnya sampai di depan gerbang sekolah. Aku langsung turun dan mencoba menelpon ayah namun tidak dapat di hubungi. Aku sudah panik karena takut tidak bisa pulang. Beruntungnya aku bertemu teman SMP aku yang masuk di soshum. Aku berkata ingin menumpang di antar pulang.
Akhirnya aku pulang bersama teman SMP aku ini rasanya lega dan tidak panik lagi. Sesampainya di rumah aku langsung tertidur karena kelelahan. Ketika bangun aku langsung di suruh ibu aku untuk solat dan makan. "Talitha cepat bangun solat kemudian makan sudah ibu siapkan" ucap ibu. "Baiklah Bu aku segera ke meja makan" jawab aku. Setelah aku solat aku langsung menuju meja makan. Masakan hari ini tampak lezat dan berbeda dari biasanya. "Ada acara apa Bu masakannya enak sekali" tanya aku. Ibu menjawab"tidak ada apa-apa hanya ingin memasak spesial saja".
Setelah makan aku langsung melihat tugas apa saja yang belum aku selesaikan. Aku juga langsung menyelesaikan malam itu juga. Tiba-tiba adik aku masuk ke dalam kamar. "Kak aku ada tugas menggambar bisakah membantu aku?" Tanyanya. "menggambar apa itu?" Jawab aku. "Menggambar lingkungan yang asri kak" jawabnya. "Baiklah tunggu aku selesai dulu" ucap aku. Setelah itu aku cepat-cepat menyelesaikan tugas.
Dikamar adik sudah tersedia buku gambar dan pewarna di atas ranjangnya. "Adik apakah ini buku gambarnya?" Tanya aku. "Iya kak yang di atas ranjang" jawabnya. Ketika aku asyik menggambar aku tidak sengaja menumpahkan susu ke kertas gambar tersebut sehingga gambar basah dan robek. "Haduh maaf adik aku tidak sengaja" ucap aku. Adik aku tidak menjawab dan memilih untuk menangis. Ibu aku langsung memarahi aku "bagaimana sih kak kamu ini sudah tahu ada susu di situ malah di tumpahkan" ucap ibu. "Maaf Bu saya akan buatkan gambar yang baru" jawab aku.
Aku mulai menggambar lagi dari awal dan mengusahakan supaya hasilnya maksimal. Seketika adik aku sudah berhenti menangis ia tercengang karena hasil gambaran aku sangat indah. "Wah bagus sekali terimakasih kak" ucap adik. "Iya sama-sama" jawab aku. Setelah selesai aku langsung keluar dari kamar dan memilih untuk menonton televisi ketika aku hidupkan seketika listrik langsung padam. Aku terkejut begitu juga anggota keluarga aku.
Ayah bertanya"kenapa listriknya padam?". "Sepertinya karena aku menyalakan televisi yah" jawab aku. "Waduh ini listriknya tidak kuat sehingga padam ya sudah ayah perbaiki dahulu" ucap ayah. Tidak lama listrik sudah mulai menyala namun aku tidak jadi menonton televisi karena takut nanti padam lagi. Aku langsung ke dalam kamar dan melihat ponsel.
Tampaknya Al sudah mengirimi aku pesan. "Talitha apa kami sibuk?" Tanyanya. "Tidak aku malahan bingung mau ngapain" jawab aku. Al menyarankan aku untuk menonton drama Korea saja di ponsel supaya ada kegiatan. Memang dia sudah mengetahui berbagai macam kesukaan aku. Akhirnya aku menonton drama Korea di ponsel hingga tidak terasa malam sudah tiba. Aku langsung solat dan menyiapkan buku untuk besok.
Namun aku baru ingat bahwa seragam sekolah aku belum ada di lemari. Langsung saja aku kebingungan mencari seragam tersebut. "Ibu apakah tahu dimana seragam milik Talitha?" Tanya aku. "Coba cari di dekat meja seterika mungkin di situ" ucap ibu. Beruntungnya aku menemukan seragam itu dan aku langsung memasukkannya ke dalam lemari. Sekalian juga aku mengecek sepatu sekolah di rak sepatu. Tampaknya adik aku juga kebingungan mencari peralatan sekolahnya.
Memang di keluarga aku suka panik dengan barang-barang sekolah karena di rumah ini barang sekolah mudah sekali hilang. Seperti yang sering hilang adalah kaos kaki dan dasi. Setiap pagi juga tidak pernah tidak ada yang menangis. Karena adik aku sekali kehilangan barangnya dan memilih untuk menangis.