Hari ini cuaca sangat cerah dan membuat aku bersemangat menjalani aktifitas saat itu. Pada pukul 4 aku langsung mandi dan solat subuh. Setelah itu aku menyiapkan air minum. Karena hari ini aku akan melakukan olahraga. "Ibu Talitha izin olahraga keluar sebentar ya" ucap aku. "Baiklah jangan lama-lama" jawab ibu.
Langsung saja saat itu aku keluar pagar rumah dan lari-lari kecil supaya tidak terlalu lelah. Biasanya rute berlariku tidak terlalu jauh tapi menurut aku sudah cukup untuk melatih otot-otot kaki. Sampailah aku di sebuah lapangan luas yang setiap hari Minggu memang ramai sekali. Aku beristirahat sebentar dengan meminum air mineral. Ketika itu aku melihat bapak-bapak menjual telur gulung. Aku sangat suka dengan jajanan ini sehingga aku juga membelinya. "Pak beli telurnya lima ribu ya" ucap aku. "Baik dik tinggi sebentar" jawab penjual.
Ketika memakan telur gulung aku sambil melihat suasana keramaian di sana. Banyak orang yang berolahraga juga di sini dan di sini setiap minggunya memang di adakan acara panggung kecil untuk menghibur pengunjung. Pengunjung di sini biasanya juga menyempatkan diri untuk berfoto-foto. Setelah itu mereka memilih untuk makan di warung dekat-dekat lapangan. Setelah telurku habis aku lanjut lari pagi ke arah perumahan yang biasanya aku lewati.
Sesampainya di jalan tersebut aku di sapa oleh salah satu teman aku yang sedang berolahraga juga. "Talitha darimana kamu?" Tanya Riana. "Hai Riana lagi olahraga nih biasa lari pagi" jawab aku. "Pantas saja badan kamu bagus kamu rajin olahraga ya" ucap Riana. "Hehe bisa saja kamu ini biasa aja kok" jawab aku. Kami berdua berbincang-bincang cukup lama. Setelah itu orang tua Riana mengajak aku untuk makan bersama. "Dik Talitha ayo kesini makan bersama Riana" ucap ibu Riana. "Tidak Tante sudah terimakasih" jawab aku. "Ayo Talitha tidak apa-apa" ucap ibu Riana. Akhirnya kami makan bersama.
Rasa makanan di sini cukup enak dan dapat di terima oleh lidahku. Jarang sekali aku cocok dengan masakan warung. Kata ibu Riana memang nasi pecel di sini sudah terkenal enak. Dan ibu Riana sejak dulu sudah sering makan di sini. Setelah selesai makan aku langsung pamit karena hari sudah siang dan terik matahari semakin menyengat. "Riana aku pamit pulang ya udah siang nih" ucap aku. "Baiklah Talitha hati-hati dijalan ya" jawab Riana.
Aku langsung saja berjalan untuk pulang dan sesampainya di rumah ibu menyambut aku. "Talitha darimana saja kamu ini olahraga lama sekali" tanya ibu. "Aku tadi di ajak orang tua Riana makan bersama" jawab aku. "Kalau begitu kamu sudah makan? Ya sudah bagus ibu mau langsung istirahat lelah sekali" jawab ibu. Setelah merapikan sepatu aku langsung masuk kamar dan membersihkan diri serta berganti pakaian.
Tiba-tiba Al datang kerumah aku untuk menemui aku. "Talitha ada Al datang cari kamu" ucap ibu. "Baiklah Bu aku segera kesana" jawab aku.
Langsung saja aku merapikan rambut dan memakai bedak tipis-tipis. Dan aku segera menemui Al. "Hai Al ada apa kamu kesini?" Tanya aku. "Hai Talitha aku hanya ingin mengunjungi kamu aja kok" jawab Al. "Mau minum apa biar aku buatkan" tanya aku. "Tidak usah repot-repot air putih saja sudah cukup" jawab Al. Hari itu sangat seru sekali karena Al sangat pandai membuat naik mood aku. Setelah cukup lama Al mengajak aku keluar ke salah satu caffe dekat sini. "Talitha ayo kita ke caffe sebentar menikmati suasana malam" ucap Al. "Baiklah tunggu aku bersiap-siap sebentar" jawab aku.
Setelah beberapa menit aku langsung keluar bersama Al. Saat sampai di caffe tersebut kami memesan dua buah minuman terenak di caffe ini.
Sambil meminum es kopi kami sambil melihat langit malam yang indah. Suatu ketika ada suara yang sangat keras, seperti orang yang sedang marah-marah. Saat aku keluar untuk melihat tampaknya ada suami istri yang sedang bertengkar. Keadaan di sana sangat ramai dan barang-barang sudah berantakan. Langsung saja aku memanggil satpam untuk menyelesaikan masalah ini. "Permisi pak di sebelah sana ada sebuah keributan yang membuat gaduh" ucap Aku. "Wah dimana dik ayo antar saya" jawab satpam.
Saat satpam datang keadaan mulai tenang dan pasangan tersebut tampaknya sudah tidak berteriak-teriak lagi. Namun saat aku masuk ke dalam caffe lagi Al sudah tidak ada. Aku kebingungan kemana perginya dia. Aku tetap menunggu sampai Al kembali namun sudah dua jam ia tak kembali. Tampaknya dia pulang meninggalkan aku. Karena hari sudah larut malam aku segera pulang. Aku tetap mengirim pesan kepada Al karena aku juga khawatir dengan keadaannya.
Saat dari rumah aku langsung mandi untuk membersihkan diri. Setelah berganti pakaian mulailah aku membuka ponsel. Ternyata notifikasi dari Al sudah masuk. "Talitha maafkan aku karena aku meninggalkan kamu sendirian" ucapnya. Aku membalasnya "tidak apa-apa Al, tapi kamu tadi kemana?" Tanya aku. "Tadi aku sebenarnya mencarimu namun tiba-tiba ponsel aku mati dan aku terpaksa harus pulang tanpa kamu tadi aku sempat ke caffe itu lagi tenyata kamu sudah pulang" jawab Al. "Owww begitu, baiklah lain kali tetaplah menunggu agar aku tidak kebingungan mencarimu" ucap aku.
Setelah itu aku langsung saja tidur karena hari ini sangat melelahkan. Tidak lupa sebelum itu aku telah menyiapkan seragam dan alat tulis untuk bersekolah besok. Tiba-tiba ibu mengetuk pintu kamar. "Talitha keluar sebentar" ucap ibu. Ketika aku keluar aku terkejut melihat wajah pucat ibu. "Ibu kenapa pucat sekali duduk dulu bu" ucap aku. "Sepertinya ibu sedikit tidak enak badan apa kamu punya obat pereda nyeri?" Tanya ibu. "Sebentar Bu biar aku carikan" jawab aku. Setelah itu aku langsung mengajak ibu makan dan memberinya obat. Langaung saja aku menyuruhnya tidur agar tidak kelelahan. "Ibu cepat tidur istirahat saja jangan capek-capek dulu" ucap aku. Setelah itu aku kembali ke dalam kamar untuk tidur juga.
Keesokan paginya tampak adik aku sedang kebingungan. Karena hari ini ibu tidak menyiapkan apa-apa sehingga aku lah yang harus menggantikannya. "Kak lihat kaos kaki aku ga?"tanya adik pertama aku. "Kak lihat buku warna merah tugas ga? " Tanya adik kedua aku. Kepanikan ini membuat aku berpikir menjadi seorang ibu sangatlah berat. Langsung saja sakau menyiapkan segala kebutuhan adik-adik aku. Serta aku memasakkan sarapan untuk mereka.
Setelah siap semua kamu berangkat ke sekolah masing-masing. Tidak lupa sebelum itu kami berpamitan kepada ibu yang sedang tidur di kamar. "Bu aku dan adik-adik pamit berangkat sekolah dulu ya" ucap aku. "Baiklah hati-hati ya" jawab ibu. Sesampainya di sekolah suasananya sangat berbeda tampaknya akan ada acara besar di sekolah yang telah di rencanakan anggota OSIS.