"Apakah dia klienku?" Pikir Alan.
Alan melihat gadis tersebut sedang menanyakan keberadaanku kepada resepsionis, dan langsung berjalan ke arah ruangannya.
alan membukakan pintunya
"kau pasti Lia ya?"
"..."
loh, kenapa aku dicuekin, pikir Alan
gadis bernama Lia tersebut sedang menatapku dengan penuh heran dan kebingungan, setelah beberapa detik
"ah iya, maaf" lia tersentak
"kamu ternyata lebih muda dari yang kubayangkan" Lia menambah
"terima kasih" Alan mengerti bahwa itu bukanlah pujian namun ia tidak tau harus menjawab apa.
"silakan duduk" Alan mengganti topik
sembari Lia melangkah ke kursi dan duduk, Alan menyadari bahwa kliennya mempunyai tubuh yang sangat kurus, dan meskipun ditutupi dengan bedak kulit pucatnya masih sekilas terlihat.
"apakah ada keluhan-keluhan di dalam benak anda, keinginan?"
"iya..., jadi begini.. 2 tahun yang lalu.. aku meminta orangtua-ku untuk membeli suatu barang, namun... saat itu..." ia terhenti sebentar
"s-saat itu lagi hujan.., terus... orangtua-ku...." mata Lia mulai berkaca-kaca dan memerah.
Alan menyadari ini dan langsung mengerti
"baik, aku mengerti, kamu tidak perlu lanjut ceritakan"
begini-begini Alan adalah pengamat yang handal, ia sengaja tidak menyuruh kliennya untuk menceritakan ulang kejadian pahit yang dialaminya agar tidak membebani kliennya.
"t-terima kasih..." isak Lia sambil mengusap matanya
"jadi, keinginan apa yang anda ingin saya lakukan demi meringankan Beban nona Lia ini?"
Lia menundukkan kepalanya, memalingkan mata ke arah tembok putih polos.
"kalau bisa..., aku ingin kamu mengembalikan orangtua-ku kembali... ke dunia ini"