Anna dan Dokter Naya memasuki rumah sederhana itu. Ia melihat sekelilingnya, padahal kemarin sudah lihat, tapi ia masih melihatnya lagi karena kagum. Sebenarnya ini apartemen elit, tapi karna Dokter Naya tinggal di sini, maka, Dokter itu menyebutnya rumahnya.
"Bersih bukan?" tanya Dokter Naya, membuat Anna yang sedang takjub menjadi terkejut.
"Eh?"
"Rumahku."
"Emmmh ... ya," jawab Anna mengangguk.
"Yang membersihkannya adikku. Dia selalu datang ke sini setiap aku sedang di sekolah," ucap Dokter Naya membanggakan sang adik.
Anna duduk di sofa empuk, sangat lembut dan wangi, membuatnya nyaman berlama-lama duduk di sofa. Bahkan, kesedihannya terasa hilang begitu saja, hiperbola, tapi wangi ruangan itu memang menenangkan.
"Dokter," panggil Anna pelan.
"Ya?"
"Kenapa adik Dokter gak ketemu Dokter saat pulang dari sekolah?"
"Emmh ... dia punya alasannya sendiri," jawab Dokter Naya sambil menuangkan air ke gelas dan meminumnya.