Elan tidak bisa mengartikan lagi cintanya mana yang tulus dan mana yang hanya sekilas, Elan menganggap dengan dirinya yang sekilas menyukai Elina, namun ternyata Elina lah yang membuatnya berubah untuk menjadi pacar sesungguhnya.
"Ada apa denganku? Harusnya aku menyukai Seina dan bukan Elina," gumam Elan dalam hati.
Meskipun kini hatinya rapuh dan ia yang kurang memberikan ungkapan lainnya, tetapi Elan terlebih lagi menginginkan pacarnya, meskipun ada desakan Elina yang harus selalu dengannya.
Elan kemudian berfikir lagi saat ia mendapatkan Seina, bukanlah hal yang mudah karena ia harus berjuang dengan berbagai alasan dan berjuang untuk mendapatkan Seina melalui Vino.
Sepatu putih miliknya yang selalu ia pakai saat dulu untuk mendaptkan hati Seina, dan Seina yang selalu ingat itu, kini jarang dipakaikannya lagi. Bahkan Elan kini merasa ia yang lebih sering mengabaikan Seina.