Elan menemui Seina dengan senangnya, bahkan Elan tidak memikirkan apapun lagi. Yang ada dibenaknya adalah Seina yang terus bersamanya, bahkan Elan membawakan makanan kesukaan Seina dan Elan datang dengan memberi Seina kejutan di malam itu.
"Apa ini?" pekik Seina membuka jinjingan yang telah di bawa pacarnya itu, dengan senangnya Seina mentapa makanan dan memakannya dengan sangat senang, bahkan Elan memberikan seuntai mawar yang masih basah.
"Ini ori? Ko nggak ada plastik atau apapun, baunya wangi," Seina menciumi mawar itu sampai ia melupakan akan PR yang sudah ditunggu oleh Elan.
"Menurut kamu? Masa iya nggak ori, ini aku petik langsung barusan," gumamnya.
Seina mentapnya tajam dan tak bisa berfikir lagi, dalam benak Seina mungkinkah Elan mengambilnya dari depan kamar Falen yang sudah bermekaran mawar-mawar yang telah Falen rawat.
Seina tecengang dan menatap ke arah Elan, "Jangan-jangan kamu... "