Elina mendekati Seina yang sedang sendiri menata buku di perpusnya, seperti biasanya ia yang piket kala itu tidak dibantu oleh Vino, Vino tengah asyik berpacaran dengan Falen, malahan Elina terus memperhatikan Seina dan membantu Seina menata buku itu.
Seina mengerutkan alisnya, tidak percaya Elina mau melakukan itu, bahkan Elina yang tampak aneh kadang berubah-ubah kini terus mendekatinya.
"Perut kamu udah sembuh?" pekik Seina.
"Iya," jawab Elina denga singkat.
Dalam benak Seina untuk apa Elina mendekatinya jika ia tidak sama sekali berkata apapun, Elina hanya membantu Seina tanpa berkata dan tetap dalam memasang buku ke dalam rak itu.
"Makasih ya Sey, sudah meminjam Elan untukku," ucap Elina dengan tersenyum.
Seina tidak mengerti dengan kata 'Meminjam,' bahkan Seina saja tidak sempat berfikir seperti itu, namun Elina dengan mudahnya mengatakan itu tanpa rasa bersalah. Seina tidak balas senyuman Elina, Seina hanya terdiam saja.