Seina memakan makanannya dengan lahap yang dilihat oleh Elan, Elan berulang kali memperhatikannya tanpa berkedip. Awalnya Seina tak merasa curiga terhadap sama Elan sekalipun, namun lama-kelamaan Seina menjadi sadar bahwa Elan terus memperhatikannya.
Seina berdehem tanpa memandang Elan berharap hanya perasaanya saja, seketika Elan langsung mengadap ke mangkok yang telah berisi bakso dan memakannya. Namun lagi-lagi tak lama Elan seperti curi pandang terhadap Seina.
"Kamu kenapa merhatiin aku terus?" ucap Seina mencoba melirik ke arah Elan.
"Hah?" Elan hanya melongo saja, namun Elan sadar akan yang dikatakan oleh Seina sehingga ia hanya tersenyum saja dan menggeleng.
"Kamu daritadi memperhatiin aku," ucap Seina menatap wajah Elan tanpa berkedip, bahkan ketika Elan beralih melirik ke samping bawah, Seina mengikuti gerakan kepala Elan. Elan merasa bingung apa yang harus dikatakannya.
"Kamu kenapa?" ucap Seina.
"Makan dulu aja," lanjut Elan kembali memakan baksonya.