Tidak pernah terbayangkan olehku berteman dengan seseorang yang tepat, bagaimana aku bisa tahu dan apa yang dikerjakannya. Zean mungkin lelah mengejar Elina yang tak ada ubahnya, begitupun Seina yang mulai jauh dengan Elina. Padahal persahabatannya dulu sudah terjalin sangat lama, bukannya hanya sekilas dan tuntas.
Bahkan Elan yang dianggapnya sebagai kerabat sekarang sudah tidak lagi dekat dengannya, Rita mampir ke sekolah Seina, karena ia melewati sekolah mereka, sehingga Rita dengan sengajanya mampir untuk sekedar makan bersama anak-anak.
Jam istirahat dimulai, menjadi kesempatan mereka untuk menemui Rita. Elan yang sangat senang dan terburu-buru mengajak Seina, tak lepas dari rasa senangnya ditunggu oleh kehadiran Ibunnya.
"Sey, ayo cepetan," ucap Elan yang terus membuatnya terburu-buru.
"Iya ayo," pekik Seina.
"Tapi ibun juga ngajak Vino," gumam Elan.
Tiba-tiba Vino menyerobot ditengah-tengah mereka, "Aku datang," ucapnya dengan santai.
